Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Dari catatan Marco Polo, diketahui bahwa raja Samudera Pasai bergelar sultan.

Raja atau sultan yang berhasil membawa Samudera Pasai pada puncak kejayaan yaitu Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al-Tahir II.

Sultan Mahmud Malik Az Zahir adalah raja ketiga Samudera Pasai yang memerintah dari tahun 1326-1345.

Ia meneruskan mempimpin setelah Marah Silu atau Sultan Malik Al Saleh (raja pertama) dan Sultan Muhammad Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir I (raja kedua).

Sosok raja hebat dan rendah hati

Saat singgah di Samudera Pasai selama 15 hari pada 1345 M, Ibnu Batutah menggambarkan Sultan Mahmud Malik Az Zahir sebagai pemimpin yang sangat mengedepankan hukum Islam dan rendah hati.

Dikatakan bahwa Mahmud Malik Az Zahir berangkat ke masjid untuk shalat Jumat dengan berjalan kaki.

Selesai shalat, sultan dan rombongannya biasa berkeliling untuk melihat keadaan rakyatnya.

Sebagai raja, Mahmud Malik Az Zahir juga merupakan sosok yang pemurah dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin.

Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, sultan tidak pernah bersikap jumawa. Kerendahan hatinya juga ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Batutah.

Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sementara Mahmud Malik Az Zahir justru duduk di tanah tanpa beralas apa-apa.

Dijelaskan pula bahwa Mahmud Malik Az Zahir adalah raja yang sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan.

Menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan

Masih dari catatan Ibnu Batutah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan pesat, bahkan dikatakan berada dalam masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Mahmud Malik Az Zahir.

Ibnu Batutah tidak bisa menyembunyikan kekagumannya dan menggambarkan Samudera Pasai sebagai sebuah negeri yang hijau dengan kota pelabuhan yang besar dan indah.

Ibnu Batutah takjub melihat sebuah kota besar yang sangat elok dengan dikelilingi dinding yang megah.

Untuk sampai ke pusat kota, dirinya mencatat harus berjalan sekitar empat mil dengan mengendarai kuda dari pelabuhan.

Pusat pemerintahan kota pun cukup besar dan indah, serta dilengkapi dengan menara-menara yang terbuat dari kayu-kayu yang kokoh.

Puncak kejayaan Kerajaan Samudera Pasai juga ditandai dengan aktivitas perdagangan yang sudah maju, ramai, dan menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran.

Koin emas yang disebut dirham ini pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Muhammad Malik Az Zahir, ayah Mahmud Malik Az Zahir, dan kemudian digunakan secara resmi di kerajaan.

Di tambah lagi, posisi kerajaan yang berada di aliran lembah sungai juga membuat tanah pertanian subur.

Bahkan padi yang ditanam penduduk kerajaan ini bisa dipanen dua kali dalam satu tahun.

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan nusantara.

Samudera Pasai memiliki banyak bandar yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia.

Kerajaan ini juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia dengan lada sebagai komoditas andalannya.

Tidak hanya itu, Samudera Pasai juga menjadi produsen sutra, kapur barus, dan emas.

Jasanya dalam penyebaran Islam

Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

Menurut Ibnu Batutah, Mahmud Malik Az Zahir adalah seorang yang cakap, gagah, dan pemeluk Islam yang taat.

Sultan Samudera Pasai disebut sebagai sosok yang menjunjung tinggi agama dan berhasil mengislamkan penduduk di daerah-daerah sekitarnya.

Mahmud Malik Az Zahir juga sempat mendirikan pusat studi Islam di lingkungan kerajaan yang dijadikan tempat diskusi para ulama dan elit kerajaan.

Maka tidak berlebihan bila Ibu Batutah memasukkan Mahmud Malik Az Zahir sebagai salah satu dari tujuh raja di dunia yang memiliki kemampuan luar biasa dengan kepribadian yang sangat rendah hati.

Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batutah menceritakan bagaimana taatnya raja terhadap Islam dari mazhab Syafi'i dan selalu dikelilingi oleh ahli agama.

Referensi:

  • Sunnara, Rahmat. (2009). Sejarah Islam Nusantara. Jakarta Selatan: Buana Cipta Pustaka.
  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/135258979/sultan-mahmud-malik-az-zahir-pembawa-kejayaan-samudera-pasai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke