Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reog Ponorogo: Pengertian, Asal, Sejarah, Pementasan, dan Tokohnya

Kompas.com - 20/09/2022, 12:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Seni pertunjukan Reog Ponorogo merupakan salah satu tradisi masyarakat Ponorogo yang yang masih hidup hingga saat ini.

Pertunjukan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi masyarakat Ponorogo. Kesenian yang mulanya bernama “Barongan” ini dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam dari Bali.

Tidak mengherankan jika kesenian reog mirip kesenian Barong di Bali. Untuk mengenal lebih tentang Reog Ponorogo, simak artikel di bawah ini!

Pengertian reog

Reog adalah tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat dan mengandung unsur magis.

Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, disertai reog asli Indonesia.

Reog merupakan salah satu seni budaya dari Jawa Timur bagian barat-laut, dan Ponorogo dianggap sebagai kota asalnya.

Baca juga: Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Asal Reog Ponorogo

Sesuai namanya, Reog Ponorogo merupakan kebudayaan asal Ponorogo, Jawa Timur. Reog Ponorogo adalah seni tradisional yang dikenalmasyarakat Ponorogo sebagai Barongan.

Tarian ini menampilkan sosok topeng macan berhias bulu merak berukuran sangat besar. Topeng tersebut dikenakan penari dengan gerakan meliuk-liuk.

Pertunjukan Reog Ponorogo sering ditampilkan di berbagai acara, seperti pernikahan, perayaan hari jadi, hingga festival kesenian.

Sejarah Reog Ponorogo

Reog Ponorogo berawal dari Kelana Suwandana, raja Kerajaan Bantarangin, yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri. Nama putri tersebut adalah Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit.

Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, sang raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singa Barong.

Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara yang terdiri dari hewan singa dan burung merak. Sementara, Raja Kelana bepergian bersama wakilnya, Bujang Anom dan pengawal raja yang disebut warok.

Baca juga: Alat Musik Trompet Reog Khas Jawa Timur

Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mampu mematikan lawan. Para warok memakai celana dan baju hitam sambil membawa senjata cemeti dan pecut.

Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung mengeluarkan kesaktian. Selama berhari-hari pertarungan, keduanya saling berdamai. Akhirnya Raja Kelana berhasil meminang Dewi Ragil Kuning.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com