KOMPAS.com - Pernahkah memperhatikan remaja biasanya cenderung akan tidur lebih malam dibandingkan yang lainnya.
Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi?
Baca juga: Prehipertensi pada Remaja di Indonesia: Ancaman Bom di Masa Mendatang
Seperti yang kita ketahui, masa remaja adalah masa yang sulit. Tubuh dan pikiran mengalami transformasi besar dalam fase ini yang disebabkan oleh fluktuasi hormon.
Mengutip Science ABC, salah satu perubahan pada tubuh remaja adalah ritme sirkadian yang secara alami juga berubah, di mana otak mereka memberikan perintah untuk tidur lebih lambat dari waktu tidur yang ditentukan oleh orang dewasa.
Organisme mengalami perubahan ritme fisik, mental, dan perilakunya selama siklus 24 jam yang dikenal sebagai ritme sirkadian.
Sistem yang mengatur ritme dan indera waktu bawaan suatu organisme disebut jam biologi.
Pada manusia, hampir setiap jaringan dan organ beroperasi berdasarkan jam biologisnya sendiri.
Namun, ada jam utama yang mengambil keputusan dan bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semuanya dan pengatur utamanya terdapat di otak.
Jam utama ini adalah sekumpulan saraf yang membentuk struktur yang dikenal sebagai nukleus suprachiasmatic atau SCN, dan memengaruhi siklus tidur-bangun.
Selama masa pubertas itu, jam utama mengalami perubahan tertentu sehingga menunda jam tidur dan bangun.
Baca juga: Pandemi Sebabkan Otak Remaja Menua Lebih Cepat, Apa Sebabnya?
Pergeseran jam biologis tersebut membuat remaja terjaga hingga larut malam.
Jam ini beroperasi melalui jaringan gen kompleks yang diaktifkan dan dinonaktifkan dalam urutan tertentu.
Fungsi penting jam ini adalah mengatur siklus tidur-bangun dengan mengontrol produksi melatonin, hormon yang dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang diterima mata.
Di malam hari, jam memberi sinyal pada otak untuk meningkatkan produksi melatonin sehingga menyebabkan kantuk.
Namun, pada remaja, pelepasan melatonin tertunda sehingga memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk tertidur.