Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Insomnia pada Anak dan Remaja Bisa Berlanjut hingga Dewasa

Kompas.com - 22/02/2022, 11:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Studi baru menunjukkan bahwa anak-anak berusia 9 tahun yang biasa tidur selama tujuh jam atau kurang dari itu, berisiko dua kali lebih tinggi mengalami insomnia saat memasuki usia dewasa muda atau sekitar 24 tahun.

Dalam studi yang dipublikasikan pada Kamis (17/2/2022) di jurnal Pediatrics ini, peneliti juga menemukan remaja berusia 16 tahun yang insomnia berisiko 5,5 kali lebih tinggi mengalami gejala insomnia, ketika dewasa dibandingkan dengan remaja yang tidur normal.

"Berdasarkan penelitian kami dan penelitian sebelumnya, kami tidak mengira bahwa gejala insomnia bertahan pada 40 persen anak-anak berusia 9 tahun hingga dewasa muda saat mereka berusia 24 tahun," ujar penulis studi sekaligus psikolog klinis di Penn State Health, Julio Fernandez-Mendoza.

Dijelaskannya, penelitian ini pertama kali dilakukan dengan melibatkan sejumlah anak dan remaja sejak tahun 2000 hingga 2005. Sementara penelitian selanjutnya dilakukan pada tahun 2010 sampai 2013.

Baca juga: 8 Cara Cepat Tidur Bagi Penderita Insomnia

Melalui serangkaian uji coba, peneliti mengamati waktu tidur peserta menggunakan polisomnografi, tes yang merekam gelombang otak, tingkat oksigen darah, detak jantung, pernapasan, serta gerakan kaki dan mata selama tidur.

Kemudian, pada pengamatan ketiga di tahun 2018 sampai 2021 di mana semua peserta telah mencapai usia dewasa, ditemukan bahwa mereka biasa tertidur antara tiga setengah jam hingga 11 jam per hari.

Dilansir dari CNN, Jumat (18/2/2022l) tim peneliti mengatakan bahwa gejala insomnia yang berlanjut pada remaja sebagian besar ditentukan oleh faktor perilaku, maupun biologis selama masa perkembangan.

"Orang dengan insomnia cenderung menghabiskan waktu berlebihan di tempat tidur atau melakukan hal-hal lain, namun tidak untuk tidur," terang Fernandez-Mendoza.

Dia menambahkan, gejala insomnia pada anak dan remaja bisa memburuk dan kronis apabila tidak ditangani dengan baik.

Senada dengannya, dokter di Mayo Clinic, Dr Robin Lloyd menyampaikan gejala insomnia pada anak harus segera diatasi dengan perawatan yang tepat.

"Kami melihat insomnia tidak hanya merupakan tantangan fisik tetapi tantangan kesehatan mental," ujar Lloyd.

Baca juga: 4 Efek Insomnia terhadap Tubuh, Salah Satunya Jadi Rentan Penyakit

Dokter Lloyd menjelaskan, seseorang yang memiliki permasalahan tidur akan memengaruhi kesehatan mentalnya. Oleh sebab itu, para orangtua harus lebih waspada terhadap gejala insomnia pada anak dan remaja.

"Kebiasaan dan perilaku baik yang dapat kita kendalikan, terutama di masa kanak-kanak dan remaja, akan menghasilkan perilaku yang baik dan kebiasaan positif juga saat dewasa," paparnya.

Dia pun menyarankan agar orangtua memerhatikan jika anak tampak selalu lelah, karena bisa saja mengindikasikan adanya gangguan tidur ataupun masalah yang memengaruhi waktu tidurnya.

"Selalu konsultasikan dengan dokter anak dan tenaga medis lainnya jika ada (gejala insomnia pada anak)," ucap Fernandez-Mendoza.

Dokter mungkin akan menyarankan terapi untuk anak-anak agar bisa tidur lebih nyaman saat malam hari tanpa terganggu. Anda juga dapat membatasi penggunaan gadget, agar pikiran anak menjadi lebih rileks.

Lloyd menuturkan bahwa paparan sinar dari gadget atau teknologi lainnya dapat menekan melatonin, yaitu hormon yang penting untuk tidur.

Selain itu, kebersihan, waktu tidur yang konsisten, kondisi ruangan yang tenang, gelap dan nyaman juga penting untuk diperhatikan dalam mencegah gejala insomnia pada anak dan remaja.

Baca juga: Tak Semua Insomnia Sama, Kenali 5 Jenisnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com