Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Telur Dadar Bisa Sebabkan Kanker dan Diabetes?

Kompas.com - 15/02/2024, 16:35 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Telur merupakan makanan hewani yang sangat padat nutrisi. Ada banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengonsumsi telur.

Meski demikian, ada juga pendapat yang menyebut telur dapat menyebabkan kanker, jika diolah dengan cara yang tidak tepat.

Dalam podcast Kasisolusi yang tayang pada Kamis (8/2/2024), Iwan Benny Purwowidodo, founder Konsep Karnus, mengatakan bahwa telur yang didadar dapat menyebabkan kanker dan diabetes.

Iwan menjelaskan, di dalam telur, terdapat zat biotin dan avidin. Biotin dibutuhkan tubuh untuk mengubah asam lemak dari minyak dalam kuning telur.

Jika putih dan kuning telur mentah dicampur, biotin akan diikat oleh avidin yang terdapat dalam putih telur. Ini menyebabkan biotin tidak dapat berfungsi.

Baca juga: Apakah Telur Puyuh Baik untuk Kesehatan?

Ketika tubuh kekurangan biotin dan asam lemak masuk dalam darah, maka akan terjadi oksidasi parsial. Akibatnya, muncullah senyawa disebut malondialdehid, yang akan merampas elektron di DNA dan RNA, sehingga terjadi risiko kanker.

Kemudian, jika asam lemak macet akibat tubuh kekurangan biotin, kemudian berinteraksi oksigen dalam darah, penyumbatan dapat terjadi. Menurut Iwan, penyumbatan akan menutupi reseptor insulin, sehingga dapat menyebabkan diabetes.

Dengan demikian, Iwan berpendapat bahwa telur sebaiknya tidak diolah dengan cara didadar untuk mencegah risiko kanker dan diabetes, sebagaimana yang ia jelaskan.

Apa kata sains?

Biotin adalah vitamin B yang larut dalam air. Biotin, yang juga dikenal sebagai vitamin B7, terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak sehingga penting bagi tubuh.

Menurut artikel dalam jurnal Encyclopedia of Cell Biology tahun 2023, kekurangan biotin dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi telur mentah (enam telur per hari) selama berbulan-bulan.

Baca juga: Apa Perbedaan Telur Biasa dengan Telur Omega-3?

Putih telur mengandung protein yang disebut avidin. Avidin dapat berikatan sangat erat dengan biotin, meskipun tidak melalui ikatan kovalen.

Avidin mengikat biotin yang dilepaskan selama pencernaan protein makanan sehingga mencegah penyerapannya. Namun, perlu diketahui bahwa avidin dapat hancur saat dimasak.

Panas selama proses memasak menyebabkan perubahan struktural pada avidin sehingga kurang efektif dalam mengikat biotin. Hal ini membuat biotin lebih mudah diserap tubuh. Karena itu, tidak masalah untuk mengonsumsi putih dan kuning telur yang sudah dimasak.

Meski demikian, terlalu banyak panas selama proses memasak dapat merusak kolesterol dalam telur dan menyebabkannya teroksidasi menjadi oksisterol, yang telah dikaitkan dengan penyakit seperti kanker.

Cara memasak telur paling sehat

Ahli gizi Anya Rosen mengatakan, cara paling sehat untuk memasak telur adalah menggunakan panas yang cukup tinggi untuk membunuh bakteri patogen, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga tidak akan mengurangi nutrisi atau menyebabkan oksidasi kolesterol.

Baca juga: Kenapa Telur Rebus Dianggap Menyehatkan?

Oksisterol telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit. Ditambah lagi, memasak telur dengan api besar dapat merusak antioksidan bermanfaat, seperti vitamin A, yang membantu melawan kerusakan oksidatif dalam tubuh.

Menurut Rosen, merebus adalah salah satu cara paling sehat untuk memasak telur karena telur tetap dipanaskan, tetapi tidak merusak nutrisi apa pun.

Telur rebus adalah makanan sumber protein yang mudah disajikan. Telur rebus juga tidak mengandung lemak tambahan dari minyak goreng sehingga menjadikannya pilihan yang bergizi.

Untuk membuat telur lebih sehat dengan menambah nutrisi berupa serat dan vitamin, telur bisa dikonsumsi dengan berbagai sayuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com