Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Lebih lebih dari 96% air cair di planet Bumi adalah air laut. Air laut menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi.

Air laut merupakan campuran kompleks yang terdiri dari 96,5 persen air, 2,5 persen garam, dan sejumlah kecil zat lain, termasuk bahan anorganik dan organik terlarut, partikulat, dan beberapa gas atmosfer.

Namun, jika sebagian besar air laut tetaplah air, mengapa manusia tidak bisa meminumnya?

Alasan manusia tidak bisa minum air laut

Jawaban atas pertanyaan tersebut sebenarnya cukup mudah, yakni airasin terlalu asin untuk dikelola oleh ginjal manusia.

Menurut Rob DeSalle, kurator di Sackler Institute for Comparative Genomics di American Museum of Natural History, Rasa asin atau salinitas air laut terlalu tinggi untuk dapat diproses dengan aman oleh tubuh manusia karena sel-sel manusia memerlukan air dalam bentuk yang relatif murni.

Baca juga: Khawatir Paparan BPA dari Air Minum Kemasan, Apa Alternatifnya?

DeSalle mengatakan, yang terjadi ketika manusia minum air laut adalah tubuh menelan banyak garam yang dibutuhkan tubuh untuk dikeluarkan.

Ini dilakukan dalam bentuk urine, yang diproduksi ginjal dengan melarutkan kotoran dalam air berlebih, yang kemudian dikirim ke kandung kemih untuk dibuang.

Tetapi, ginjal hanya bisa menghasilkan urine dengan kadar garam yang lebih rendah dibandingkan darah, sementara air asin mengandung lebih dari tiga kali jumlah garam yang biasanya ada dalam darah manusia.

Hal ini berarti bahwa untuk setiap cangkir air asin yang diminum, kita perlu minum setidaknya dengan volume air yang sama agar ginjal dapat membuang semua garam tersebut.

Sementara itu, beberapa hewan di ekosistem laut memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka minum air asin dengan aman.

Baca juga: Benarkah Minum Air Setelah Bangun Tidur Bermanfaat untuk Kesehatan?

Burung laut seperti elang laut, burung camar, dan penguin, yang mungkin menghabiskan waktu berminggu-minggu di lautan terbuka, memiliki kelenjar garam khusus dan alur di paruhnya untuk menyaring dan membersihkan kelebihan garam dari air yang tertelan sebelum masuk ke perut dan diserap ke dalam darah.

Mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, dan anjing laut juga telah berevolusi untuk beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan yang langka air tawar. Ini dilakukan dengan mengadaptasi enzim khusus dan struktur seluler yang memungkinkan mereka membuang kelebihan garam dari tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com