Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Hadapi Wabah Pneumonia, Apa Kata Epidemiolog?

Kompas.com - 29/11/2023, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, China tengah menghadap lonjakan kasus pneumonia pada anak-anak. Merespons fenomena ini, World Health Organization (WHO) telah meminta hasil laboratorium dan data terkait tren terkini penyebaran penyakit saluran pernapasan di China. 

Pada tanggal 23 November 2023, WHO mengatakan bahwa pemerintah China mengaitkan peningkatan jumlah pasien pneumonia di beberapa rumah sakit dengan infeksi sejumlah patogen saluran pernapasan, seperti influenza, adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), mycoplasma pneumonia, dan COVID-19.

Jumlah pasien anak yang dirawat di rumah sakit, khususnya di kota-kota di China utara seperti Beijing, mengalami kenaikan sejak bulan Mei 2023, dan menurut pemerintah China, penyebab utamanya adalah mycoplasma pneumonia.

Tanggapan epidemiolog

Epidemiolog dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH., mengatakan bahwa berdasarkan laporan pemerintah China, penyebab wabah pneumonia yang saat ini terjadi bukanlah bakteri atau virus baru. Namun, ia pun masih menunggu konfirmasi dari WHO dalam merespons laporan tersebut.

"Hal yang sebetulnya saya khawatirkan, dalam konteks wabah pneumonia di China, adalah Avian influenza yang merupakan salah satu virus yang berpotensi menjadi pandemi dan sering menjadi masalah kesehatan hewan-hewan unggas di China," ungkap dr. Dicky kepada Kompas.com.

Baca juga: WHO Terima Laporan Penyebab Wabah Pneumonia di China, Bukan Virus Baru

dr. Dicky menjelaskan, infeksi Avian influenza sudah ditemukan pada manusia, namun potensi penularan antar manusia masih rendah. Meski demikian, bukan tidak mungkin jika Avian influenza ini bermutasi dan kemampuan menginfeksinya menjadi lebih efektif. 

"Nah, itu yang bisa menyebabkan pandemi baru" katanya. 

Selain itu, dr. Dicky mengungkapkan, hal lain yang menjadi kekhawatirannya adalah beberapa strain dari Avian influenza yang ada di China yang bisa menjadi ancaman. Strain tersebut termasuk H3N8, H5N1, H5N6, dan H9N2.

Menurutnya, strain Avian influenza ini terus menjadi masalah kesehatan bagi burung dan mamalia di China dengan potensi mutasi yang semakin besar.

"Cepat atau lambat, ya bisa mengarah pada pandemi influenza virus," ungkap dr. Dicky.

Meski demikian, merujuk laporan pemerintah China, kasus peningkatan pneumonia ini masih belum terlalu serius. Namun, di sisi lain, fenomena ini menjadi "pesan" bahwa ancaman virus dan bakteri baru kini semakin meningkat.

Baca juga: Kali Pertama, Vaksin Pneumonia Pfizer Bisa Diberikan untuk Semua Usia

"Ini pesan untuk Indonesia ya, kita harus meningkatkan kualitas surveilans kesehatan, sistem rujukan, kita harus banyak belajar menyelesaikan PR pandemi yang belum diselesaikan," tegas dr. Dicky.

"Bicara pintu masuk, saya kira masih dalam standar prosedur yang normal, namun perlu tetap memastikan ada pengawasan yang lebih pada kasus-kasus demam tinggi dengan batuk, pilek, apalagi dari China," imbuhnya.

Selain itu, menurut dr. Dicky, perlu juga adanya imbauan bagi pelaku perjalanan, mengingat momen tahun baru yang semakin dekat. Ia mengatakan, sebaiknya masyarakat menghindari kunjungan ke wilayah China yang sedang mengalami wabah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com