Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Kristal dan Bebatuan Berwarna Menarik?

Kompas.com - 29/11/2023, 12:33 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak kristal dan bebatuan berwarna menarik di alam. Beberapa di antaranya dianggap berharga karena memiliki kombinasi warna unik dan rupa yang cantik.

Misalnya, kristal rubi, emerald, safir, obsidian, dan batu-batu akik yang umum dijumpai.

Baca juga: Ratusan Batu Kristal Langka Ditemukan di Pemakaman Prasejarah, Untuk Apa?

Namun, mengapa bebatuan dan kristal di alam bisa memiliki warna-warni yang menarik?

Kristal adalah bentuk dari mineral

Dilansir dari laman Smithsonian Education, kristal adalah bentuk dari mineral di alam. Mineral adalah padatan yang terdiri atas berbagai zat kimia anorganik alami seperti logam ataupun atom-atom lainnya.

Sebagian besar mineral di alam membentuk kristal. Ketika mineral membentuk kristal, atom-atomnya akan tersusun rapi dan memiliki pola tertentu. Kristal bisa membesar seiring waktu karena mineral yang tergabung semakin banyak.

Hal ini dipengaruhi oleh suhu dan komposisi kimianya. Kristal-kristal dengan jarak yang berdekatan namun memiliki komposisi kimia berbeda dapat bergabung menjadi satu bebatuan campuran.

Interaksi cahaya menciptakan warna pada kristal

Susunan internal dari atom-atom yang ada pada suatu mineral menjadi pengaruh adanya warna tertentu pada kristal dan bebatuan campuran.

Ketika cahaya berinteraksi dengan atom-atom mineral, warna akan terlihat.

Dikutip dari Geology In, warna kristal dan bebatuan sangat erat kaitannya dengan logam yang membentuk senyawa kompleks. Selain itu, warna kristal juga ditentukan dari arah pola susunan mineral dalam kristal, cahaya, dan suhu.

Baca juga: Kristal Es Bak Salju Muncul di Gunung Gede, Begini Cara Terbentuknya

Jenis warna kristal

Warna-warni kristal bisa dikategorikan menjadi 3 sifat dari warna, yakni

  1. Idiokromatis.
    Warna ini dimiliki mineral karena komposisinya sendiri. Ada transfer elektron atau muatan pada senyawa logam transisi dan kovalen yang terkandung dalam mineral sehingga mineral bisa memiliki warna-warna tertentu. Misalnya warna metalik pada pirit (emas palsu), warna hijau pada kristal emerald akibat adanya paduan mineral beril dan ion logam kromium (III) atau Cr3+.

  2. Allokromatis. 
    Warna ini dimiliki mineral ketika membentuk kristal yang tidak murni atau tergabung bersama mineral-mineral lainnya. Kristal ini bisa memiliki warna yang berubah-ubah tergantung pada paduan mineral-mineral di dalamnya. Contohnya adalah biru dari kristal amazonit, dan rose pada kristal rose quartz.

  3. Pseudokromatis.
    Mineral dengan warna ini terlihat berwarna karena adanya difraksi cahaya. Warnanya bervariasi dan dipengaruhi oleh bentuk dan struktur lapisan kristal. Contoh warna pseudokromatis dimiliki oleh opal berharga atau labradorit.

 Baca juga: Bagaimana Kristal Gunung Api Memudahkan Ilmuwan Prediksi Letusan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com