Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah "Waste-to-Energy" adalah Solusi Sampah di Indonesia?

Kompas.com - 07/11/2023, 12:01 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program pengubahan sampah menjadi energi, baik dari pemerintah maupun inisiatif masyarakat, semakin dimasifkan untuk menyelesaikan masalah sampah di Indonesia.

Beberapa program yang umum dilakukan adalah pengomposan sampah organik, pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan co-firing PLTU dengan batu bara dari sampah.

Baca juga: Ramah Lingkungan, Begini Cara Sampah Diubah Menjadi Listrik di PLTSa

Namun, saat ini, implementasi pemulihan energi menjadi sampah tidak lepas dari pro dan kontra.

Polemik ini terjadi karena di sisi lain, pemasifan skema sampah menjadi energi menimbulkan potensi dampak negatif berupa emisi gas karbon dioksida (CO2) secara signifikan. Hal ini bisa berakibat pada krisis iklim yang semakin parah.

Lantas, apakah konsep sampah menjadi energi bisa benar-benar jadi solusi?

Waste-to-Energy adalah inovasi

Ada banyak metode yang dapat dilakukan untuk memulihkan energi dari sampah. Pada sampah organik, pemulihan energi bisa dilakukan dengan pengomposan, dan produksi etanol dan metana dari hasil pembusukan sampah.

Sementara itu, insinerasi, produksi Refused Derived Fuel (RDF), pirolisis dan gasifikasi juga bisa digunakan untuk mengolah sampah anorganik menjadi energi.

Ranitya Nurlita, praktisi pengelolaan sampah dan pendiri Wastehub, menjelaskan bahwa sejatinya semua metode tersebut adalah inovasi. 

Waste-to-energy dapat berdampak baik ketika diiringi dengan perubahan perilaku masyarakat untuk terbiasa memilah sampah sebagai solusi dari akar masalah sampah. 

“Solusi dari awal (akar masalah) adalah pemilahan dari sumber. Karena mau model RDF, insinerasi, atau metode waste-to-energy yang lain itu (dilakukan), tapi mindset dari masyarakat gak diubah untuk memilah sampah, ya sama saja.

Jadi, sebenarnya solusi root cause (sampah) itu adalah perubahan perilaku dari masyarakat. Metode-metode pemulihan energi dari sampah dan sejenisnya itu hanyalah inovasi.” tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Apa Itu Waste Credit? Diklaim Bisa Jadi Solusi Sampah di Indonesia

Solusi kunci masalah sampah

Hal ini sejalan dengan penjelasan Badan PBB untuk Lingkungan Hidup (UNEP) dalam Guidelines for National Waste Management Strategies (2013), yakni sampah seharusnya dikelola berdasarkan hirarki yang dimulai dengan pencegahan timbulnya sampah dan pemilahan sampah.

Pencegahan sampah dapat dilakukan oleh pihak produsen barang agar memproduksi barang yang mudah digunakan kembali sehingga dapat mencegah dihasilkannya sampah.

Adapun tahapan berikutnya, yakni pemilahan sampah dari sumbernya, adalah tahap kunci dari pengelolaan sampah.

Pemilahan sampah dari sumbernya dilakukan dengan memisahkan sampah berdasarkan jenis material ataupun kategori pengolahan sampah dari awal sampah dihasilkan, yakni setiap rumah atau tempat yang memproduksi sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com