Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Flu Burung Teridentifikasi di Antartika untuk Pertama Kali

Kompas.com - 29/10/2023, 13:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - British Antarctic Survey mendeteksi kasus flu burung yang sangat patogen (HPAI) pada burung laut di Pulau Burung yang lokasinya di wilayah Antartika di Atlantik Selatan.

Flu burung yang sangat patogen ini merupakan flu burung yang sangat mematikan dan terdeteksi untuk pertama kalinya pada burung skua cokelat.

Baca juga: Virus Flu Burung Menyerang Penguin yang Terancam Punah di Afrika

Asal flu burung

Peneliti British Antarctic Survey membuat penemuan tersebut setelah menyelidiki laporan penyakit dan kematian burung laut yang tidak dapat dijelaskan di Pulau Burung.

Mengutip Live Science, Jumat (27/10/2023) untuk mengetahui apa yang membuat hewan-hewan tersebut sakit, para peneliti mengambil sampel klinis dari burung-burung di sana dan mengirimkannya untuk dianalisis.

Hasil tes usap dari skua coklat (Stercorarius antarcticus) mengungkapkan bahwa hewan tersebut mengidap sejenis flu burung yang disebut HPAI H5N1.

“Meskipun sumber penyakit di Pulau Burung tidak diketahui secara pasti, kemungkinan besar penyakit tersebut ditularkan melalui burung skua yang kembali dari migrasi mereka di Argentina, di mana diketahui terdapat jumlah kasus yang tinggi,” tulis British Antarctic Survey dalam pernyataannya.

Wabah H5N1 yang dimulai pada tahun 2022 telah membunuh burung laut di seluruh dunia, dan penularannya juga menyebar ke mamalia, tambah pernyataan itu.

H5N1 terutama menginfeksi unggas peliharaan, termasuk ayam dan kalkun, serta berbagai unggas liar, seperti bebek dan angsa.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) kadang-kadang penyakit ini menginfeksi mamalia, termasuk kucing, cerpelai, rubah, anjing laut, dan singa laut.

Baca juga: Tipe-Tipe Flu Burung dan Tipe yang Paling Berbahaya

Dan pada kesempatan yang jarang terjadi, seseorang dapat tertular H5N1, namun CDC menganggapnya sebagai risiko rendah kesehatan masyarakat karena tidak pernah ditemukan penularan antar manusia.

Mengancam penguin

Kendati demikan kasus baru H5N1 yang terdeteksi di Antartika meningkatkan kekhawatiran karena bisa berdampak pada satwa liar setempat.

“Ada spesies di beberapa pulau Antartika dan pulau-pulau sub-Antartika yang unik dan hanya terdapat dalam jumlah kecil, ratusan atau ribuan saja,” ungkap Thijs Kuiken, ahli patologi hewan di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.

“Jika virus ini mencapai populasi tersebut, mereka berada dalam ancaman kepunahan,” paparnya lagi.

Burung yang berkembang biak dengan lambat seperti penguin dan elang laut juga bisa menghadapi kerugian besar.

Jika, katakanlah, 50 persen hingga 70 persen dari koloni yang berkembang biak mati, itu akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, agar populasi tersebut kembali ke tingkat sebelumnya.

Agustus lalu, pakar flu burung telah memperingatkan bahwa H5N1 kemungkinan besar akan segera menyebar ke wilayah Antartika dari Amerika Selatan. dan ini prediksi mereka tampaknya menjadi kenyataan.

Baca juga: 5.200 Burung Bangau Mati akibat Wabah Flu Burung di Israel

Karena wilayah ini belum pernah mengalami wabah flu burung yang sangat patogen, para ilmuwan khawatir satwa liar yang terisolasi di sana akan terkena dampak yang sangat parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com