Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katak Betina Bisa Pura-pura Mati untuk Menghindari Perkawinan

Kompas.com - 12/10/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan melaporkan, katak betina telah mengembangkan beberapa cara untuk menghindari perkawinan, seperti berguling, mendengus, dan bahkan berpura-pura mati.

Katak rumput Eropa (Rana temporaria) memiliki kebiasaan berkumpul dalam jumlah lusinan untuk kawin di kolam.

Biasanya, jumlah pejantannya melebihi jumlah betina, yang berarti enam pejantan atau lebih dapat bersaing untuk mengawini satu betina pada waktu yang bersamaan.

Carolin Dittrich, peneliti di Museum Sejarah Alam di Berlin, Jerman, mengatakan bahwa salam beberapa kasus, betina mungkin terbunuh saat ritual kawin tersebut.

Namun, katak betina diketahui telah mengembangkan beberapa teknik untuk menghindari perkawinan.

Baca juga: Apakah Katak Termasuk Hewan Penyerbuk Tanaman?

Dittrich menjelaskan, para ilmuwan menemukan bahwa katak betina dapat menggunakan tiga strategi utama untuk menghindari pejantan, baik karena mereka belum siap untuk berkembang biak atau tidak ingin kawin dengan pejantan tersebut.

Apa kata penelitian?

Dalam sebuah penelitian, ilmuwan mengumpulkan katak rumput Eropa jantan dan betina dari kolam selama musim kawin dan membaginya ke dalam tangki berisi air, sehingga setiap tangki berisi dua betina dan satu jantan. Mereka kemudian merekam aktivitas katak tersebut selama satu jam.

Dari 54 katak betina yang ditunggangi oleh katak jantan, sebanyak 83% di antaranya berguling telentang sebagai respons.

Posisi berguling menempatkan pejantan di bawah air sehingga pejantan akan melepaskan diri agar tidak tenggelam.

Tim peneliti juga menemukan bahwa 48% katak betina yang ditunggangi jantan mengeluarkan dengusan dan suara cicit.

Baca juga: Mengenal Katak Wolverine, Mampu Patahkan Tulang untuk Membuat Cakar

Geraman tersebut menirukan “panggilan pelepasan” yang biasa dilakukan katak jantan untuk mengusir katak jantan lain agar tidak menaikinya.

Para peneliti juga menemukan, sepertiga betina terbaring tak bergerak dengan anggota tubuh terentang selama sekitar dua menit setelah ditunggangi oleh jantan.

Menurut Dittrich, bagi para ilmuwan, tampaknya, betina tersebut berpura-pura mati, meskipun tidak dapat dibuktikan bahwa itu adalah perilaku yang disengaja dan bisa saja merupakan respons otomatis terhadap stres.

Katak betina yang lebih kecil, yang biasanya lebih muda, adalah yang paling mungkin menggunakan ketiga strategi menghindar tersebut, sedangkan katak betina yang lebih besar, kemungkinan lebih tua, cenderung tidak pura-pura mati.

Baca juga: Kenapa Katak Beracun Memiliki Warna yang Mencolok?

Hasilnya, katak betina yang lebih kecil umumnya lebih baik dalam melarikan diri dari rayuan jantan dibandingkan katak yang lebih besar.

Menurut Dittrich, bisa jadi, betina yang lebih muda, yang hidup melalui musim kawin yang lebih sedikit, menjadi lebih stres saat ditunggangi oleh jantan sehingga menyebabkan respons yang lebih kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com