Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2023, 20:30 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak jenis garam di dunia ini yang dapat digunakan sebagai bumbu masakan.

Selain garam meja dan garam dari air laut, ada pula garam dari tanaman nipah. Garam nipah memang masih cukup asing bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Akan tetapi, sebenarnya garam nipah sudah ada sejak lama ada di nusantara. Sebagian masyarakat di Papua, Kalimantan dan Sumatera sudah membuat dan menggunakan garam ini. 

Kendati namanya garam nipah, namun terdapat beberapa sebutan lain, seperti garam apong dan garam attap.

Lantas, seperti apa garam nipah sebenarnya?

Baca juga: Apa Itu Virus Nipah yang Menewaskan Dua Warga India?

Sumber dan manfaat garam nipah

Dikutip dari Buletin Plasma Nutfah tahun 2011 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Pertanian, Endro Subiandono menjelaskan, tanaman nipah (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb) menjadi sumber pangan di desa Sangkimah Lama, Kalimantan Timur.

Sementara air nira dari tanaman nipah dibuat gula, daging pelepah nipah tua lumrah dimanfaatkan menjadi garam.

Selain menjadi bumbu masakan, garam nipah memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan manusia. T.K. Lim dalam Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants Volume 1 menyebutkan, garam nipah dapat digunakan untuk perawatan sakit kepala dan sakit gigi.

Cara membuat garam nipah

Sementara itu, seperti diberitakan Econusa, Kamis (11/5/2023), suku Iwaru di Sorong Selatan membakar pelepah pohon nipah menjadi abu langsung memanfaatkan abu pelepah nipah ini sebagai garam nipah.

 

Baca juga: Apa Itu Air Alkali dan Manfaatnya bagi Kesehatan?

 

Garam langsung dari abu ini akan berwarna hitam.

Kendati, garam nipah juga bisa diperoleh melalui sejumlah tahapan pemurnian garam. Garam yang dimurnikan akan lebih cerah warnanya.

Dilansir dari laman resmi Dinas Pertanian Kabupaten Mesujii, cara pembuatan garam nipah melalui proses pemurnian adalah sebagai berikut.

  1. Pelepah nipah tua diambil dan disiapkan untuk dibakar.
  2. Pelepah nipah tua dibakar sampai menjadi abu.
  3. Abu pelepah nipah diayak sehingga terpisah antara abu pelepah nipah dan sisa kayu bakar. Pemisahan bisa dilakukan karena abu pelepah nipah cenderung lembut dan terasa asin.
  4. Abu pelepah nipah dicuci dengan cara dilarutkan ke dalam air (air tawar ataupun air asin yang bersih dan aman dimakan), lalu disaring dan air hasil saringan ditampung.
  5. Pencucian abu pelepah nipah dilakukan berkali-kali sampai abu sudah tidak terasa asin.
  6. Air saringan abu kemudian dipanaskan sampai air menguap dan didapatkan endapan kristal garam.

Baca juga: Apa Itu PM2,5 yang Selalu Dikaitkan dengan Polusi Udara?

Setelah endapan kristal ini diperoleh, maka garam nipah sudah siap digunakan.

Air dalam proses pencucian garam nipah

Meski pun air yang digunakan pada pemurnian garam nipah bersifat bebas-aman, tidak dapat dipungkiri bahwa garam yang dihasilkan dari pencucian dengan air tawar dan air asin akan berbeda.

Air tawar membuat garam nipah akan berwarna lebih putih, bersih, dan tidak sepat.

Sementara itu, garam nipah yang dicuci dengan air asin terasa lebih sepat, mudah mencair, dan terlihat kurang bersih. 

Baca juga: Apa Itu Uranium, Zat Kimia yang Meledak di Pabrik Nuklir Rusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com