Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Kelainan Genetik yang Menginspirasi Tokoh Drakula

Kompas.com - 12/08/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Tokoh Drakula ternyata terinspirasi dari sosok Vlad the Impaler yang mengidap penyakit kelainan genetik langka.

Sebuah studi menemukan penyakit kelainan genetik langka yang diidap Vlad the Impaler menangis darah.

Count Vlad Draculea juga dikenal sebagai Vlad the Impaler sering disebut sebagai tokoh yang menginspirasi penulis Bram Stoker dalam membuat karakter fiksi Dracula.

Di dunia nyata, Vlad the Impaler adalah penguasa Wallachia (yang berbatasan dengan Translvania) selama abad ke-15.

Ia dikenal sebagai pembela wilayahnya yang gigih. Di sisi lain sejarawan menemukan bukti pula yang menunjukkan bahwa dia bertanggung jawab atas kematian sebanyak 80.000 orang Ottoman, banyak di antaranya meninggal karena penyiksaan.

Dalam studi terbaru, peneliti tertarik untuk mengetahui mengenai kondisi kesehatan Vlad the Impaler semasa hidupnya. Mereka menemukan sesuatu yang di luar dugaan.

Baca juga: Mengenal Penyakit Kusta dari Ciri-ciri hingga Masa Inkubasinya

Penyakit kelainan genetik langka Vlad the Impaler

Dikutip dari Phys, Jumat (11/8/2023) tim gabungan dari berbagai universitas menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Vlad the Impaler mungkin menderita berbagai penyakit.

Salah satu penyakit yang diderita pangeran terkenal itu menurut peneliti membuatnya menangis air mata bercampur darah.

Hasil tersebut didapat setelah peneliti melakukan analisis protein dan peptida dari tiga surat yang ditulis oleh Vlad the Impaler.

Seperti dilansir dari IFl Science, surat itu ditulis pada tahun 1457 hingga 1475, semuanya ditujukan kepada penguasa kota Sibiu, Thomas Altemberger dan membahas masalah seperti pengumpulan pajak.

Saat menulis dengan tangan, orang yang menulis biasanya menyentuh kertas.

Awalnya sentuhan seperti itu melibatkan penggunaan jari untuk penempatan kertas di atas permukaan, seperti meja. Setelah itu, bagian bawah telapak tangan akan bersandar pada kertas saat penulisan dilakukan.

Kedua aktivitas tersebut menghasilkan berbagai bahan kimia dan molekul yang berpindah dari kulit ke kertas.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis yang Ada di Indonesia: Hepatitis A, B, C, D dan E

 

Untuk menangkap bahan dari kertas tanpa menyebabkan kerusakan, tim menggunakan teknik yang melibatkan penerapan dan pelepasan etilena-vinil asetat.

Kemudian setelah diangkat, bahan tersebut diuji dengan menggunakan spektrometri massa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com