Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap Penyebab Sakit Gigi yang Dialami Megalodon

Kompas.com - 04/08/2023, 21:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Megalodon (Otodus megalodon) adalah ikan terbesar yang pernah hidup di Bumi. Hasil perhitungan menunjukkan, megalodon dewasa memiliki tubuh dengan panjang rata-rata 10,2 meter dan bobot berkisar dari 30 ton hingga lebih dari 65 ton.

Dengan ukuran tubuh raksasa, Megalodon juga memiliki gigi yang sangat besar. Gigi megalodon terbesar yang pernah ditemukan berukuran sepanjang 17,8 cm.

Ukuran tersebut hampir tiga kali lebih panjang daripada ukuran gigi hiu putih modern, yang rata-rata panjangnya sekitar 5,4 cm.

Meski memiliki ukuran gigi yang luar biasa besar dan gigitan yang sangat kuat, peneliti mengungkapkan, megalodon juga bisa mengalami masalah gigi. Berikut adalah penjelasannya.

Baca juga: Apakah Mungkin Megalodon Bersembunyi di Laut Dalam?

Masalah gigi pada megalodon

Melansir Live Science, ahli telah melakukan analisis terhadap gigi megalodon dengan kelainan langka, yakni adanya retak di bagian tengah gigi.

Ini mengisyaratkan bahwa kelainan bentuk gigi tersebut dapat ditelusuri akarnya hingga cedera pada rahang megalodon, yang mungkin disebabkan oleh mangsa yang melawan.

Dalam sebuah ilustrasi yang menunjukkan satu kemungkinan penyebab, seekor ikan menusuk rahang megalodon dengan paruhnya yang tajam, yang mungkin menyebabkan gigi megalodon terbelah. Menurut para ilmuwan, kemungkinan lain adalah hiu besar itu tertusuk duri ikan pari.

Untuk penelitian ini, para ahali menganalisis gigi megalodon yang terbelah sepanjang 10 cm bersama fosuk gigi dari hiu lain untuk menentukan apa yang mungkin menyebabkan kelainan bentuk tersebut.

Baca juga: Seperti Apa Petunjuk Baru Penyebab Punahnya Hiu Purba Megalodon?

Para ilmuwan menyimpulkan, cedera traumatis adalah penyebab paling mungkin dari gigi megalodon yang terbelah, dan kondisi yang merusak gigi megalodon mungkin memengaruhi cara hiu itu berburu dan makan.

Di samping itu, untuk mengetahui apa yang mungkin menjadi penyebab dari gigi megalodon yang terbelah, para peneliti mempelajari ratusan fosil gigi hiu dalam koleksi North Carolina Museum of Natural Sciences.

Peneliti hanya menemukan dua contoh kelainan bentuk gigi terpisah yang tidak biasa, yakni dua gigi dari hiu banteng Carcharhinus leucas, spesies yang hidup berdampingan dengan megalodon jutaan tahun yang lalu dan masih hidup sampai sekarang.

Mereka mengukur gigi cacat di samping gigi normal dari dua spesies hiu, kemudian melakukan tomografi sinar-X terkomputasi atau CT scan untuk memetakan rongga pulpa pada gigi hiu banteng dan jaringan pembuluh darah di dalam gigi megalodon dan melihat bagaimana kemungkinan penyebabnya.

Baca juga: Apakah Megalodon Masih Hidup sampai Sekarang?

Analisis mereka menunjukkan, geminasi (satu benih gigi terbagi menjadi dua karena proses pemisahan yang tidak sempurna saat perkembangan gigi) lebih mungkin untuk menghasilkan gigi ganda.

Peneliti menjelaskan, gigi yang terbelah juga sangat simetris, yang tidak akan demikian jika terbentuk dari perpaduan dua tunas gigi dalam tahap perkembangan yang berbeda.

Jadi, kerusakan traumatis pada tunas gigi dari luka tusukan adalah penyebab yang lebih mungkin daripada penyakit atau infeksi, yang juga jarang dialami oleh hiu.

Menurut salah satu peneliti, Haviv Avrahami, hiu adalah hewan yang unik karena mereka tampaknya sangat tahan terhadap infeksi. Cacat gigi lain pada hiu pun dianggap lebih mungkin terjadi karena cedera.

Baca juga: Studi: Hiu Megalodon Bisa Memakan Paus Orca Hanya dengan 5 Gigitan

Dengan sekitar 300 gigi di mulutnya, megalodon sepertinya tidak terlalu bermasalah dengan satu gigi yang terbelah.

Tetapi, jika tunas giginya terluka oleh duri atau tulang belakang yang kemudian bersarang di rahang megalodon, kondisi ini mungkin akan menyebabkan hewan itu sangat kesakitan dan membuatnya lebih sulit untuk berburu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com