Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garis Wallace di Indonesia, Apa Itu dan Apa Alasan Terbentuknya?

Kompas.com - 27/07/2023, 12:30 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti sekarang mengerti mengapa ada Garis Wallace di Indonesia.

Garis Wallace ini membuat distribusi spesies hewan berbeda di kedua sisi yang dipisahkan oleh garis imajiner tersebut.

Baca juga: Laut Sulawesi, Perpaduan Garis Wallace dan Arlindo

Teka-teki baru berhasil dipecahkan setelah 160 tahun Alfred Russel Wallace mengusulkan teori tersebut.

Menurut studi baru ini, Garis Wallace muncul jutaan tahun yang lalu setelah tabrakan benua memicu perubahan iklim ekstrem yang berdampak pada spesies di setiap sisi yang terpisahkan garis imajiner dengan cara yang berbeda.

Apa itu garis Wallace?

Mengutip Live Science, Rabu (26/7/2023) perbatasan, yang dikenal sebagai Garis Wallace adalah penghalang biogeografis yang pertama kali dipetakan pada tahun 1863 oleh naturalis dan penjelajah Inggris Alfred Russel Wallace.

Baca juga: Mengapa Hewan-hewan Periode Kambrium Terlihat Sangat Aneh?

Dalam perjalanannya melintasi Kepulauan Melayu — rangkaian lebih dari 25.000 pulau antara Asia Tenggara dan Australia, yang mencakup negara-negara modern seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Singapura — Wallace memperhatikan bahwa spesies yang ditemuinya berubah drastis ketika melewati titik tertentu.

Titik ini kemudian menjadi batas Garis Wallace.

Di sisi garis Asia, makhluk-makhluk itu secara eksklusif berasal dari Asia. Namun di sisi perbatasan Australia, hewan adalah campuran keturunan Asia dan Australia. Tidak jelas apa yang menyebabkan itu.

Teori baru

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sebuah teori baru telah muncul.

Para peneliti sekarang percaya bahwa distribusi spesies yang tidak merata melintasi Garis Wallace, disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim akibat aktivitas tektonik sekitar 35 juta tahun yang lalu, ketika Australia memisahkan diri dari Antartika dan menabrak Asia, melahirkan Kepulauan Melayu.

Tetapi perubahan iklim pada saat itu tidak disebabkan oleh pergerakan benua itu sendiri melainkan bagaimana pengaruhnya terhadap lautan di Bumi.

Baca juga: 8 Wilayah Persebaran Fauna di Dunia

"Ketika Australia menjauh dari Antartika, itu membuka area laut dalam yang mengelilingi Antartika yang sekarang menjadi tempat Arus Sirkumpolar Antartika (ACC) berada," kata pemimpin penulis studi Alex Skeels, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Nasional Australia, dalam sebuah pernyataan.

"Ini secara dramatis mengubah iklim Bumi secara keseluruhan, membuat iklim jauh lebih sejuk," katanya lagi.

Perubahan iklim tersebut ternyata tidak memengaruhi semua spesies secara setara.

Iklim di Asia Tenggara dan Kepulauan Melayu yang baru terbentuk tetap lebih hangat dan lebih basah daripada di Australia yang menjadi dingin dan kering.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com