Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Garis Wallace di Indonesia, Apa Itu dan Apa Alasan Terbentuknya?

KOMPAS.com - Para peneliti sekarang mengerti mengapa ada Garis Wallace di Indonesia.

Garis Wallace ini membuat distribusi spesies hewan berbeda di kedua sisi yang dipisahkan oleh garis imajiner tersebut.

Teka-teki baru berhasil dipecahkan setelah 160 tahun Alfred Russel Wallace mengusulkan teori tersebut.

Menurut studi baru ini, Garis Wallace muncul jutaan tahun yang lalu setelah tabrakan benua memicu perubahan iklim ekstrem yang berdampak pada spesies di setiap sisi yang terpisahkan garis imajiner dengan cara yang berbeda.

Dalam perjalanannya melintasi Kepulauan Melayu — rangkaian lebih dari 25.000 pulau antara Asia Tenggara dan Australia, yang mencakup negara-negara modern seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Singapura — Wallace memperhatikan bahwa spesies yang ditemuinya berubah drastis ketika melewati titik tertentu.

Titik ini kemudian menjadi batas Garis Wallace.

Di sisi garis Asia, makhluk-makhluk itu secara eksklusif berasal dari Asia. Namun di sisi perbatasan Australia, hewan adalah campuran keturunan Asia dan Australia. Tidak jelas apa yang menyebabkan itu.

Teori baru

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sebuah teori baru telah muncul.

Para peneliti sekarang percaya bahwa distribusi spesies yang tidak merata melintasi Garis Wallace, disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim akibat aktivitas tektonik sekitar 35 juta tahun yang lalu, ketika Australia memisahkan diri dari Antartika dan menabrak Asia, melahirkan Kepulauan Melayu.

Tetapi perubahan iklim pada saat itu tidak disebabkan oleh pergerakan benua itu sendiri melainkan bagaimana pengaruhnya terhadap lautan di Bumi.

"Ketika Australia menjauh dari Antartika, itu membuka area laut dalam yang mengelilingi Antartika yang sekarang menjadi tempat Arus Sirkumpolar Antartika (ACC) berada," kata pemimpin penulis studi Alex Skeels, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Nasional Australia, dalam sebuah pernyataan.

"Ini secara dramatis mengubah iklim Bumi secara keseluruhan, membuat iklim jauh lebih sejuk," katanya lagi.

Perubahan iklim tersebut ternyata tidak memengaruhi semua spesies secara setara.

Iklim di Asia Tenggara dan Kepulauan Melayu yang baru terbentuk tetap lebih hangat dan lebih basah daripada di Australia yang menjadi dingin dan kering.

Akibatnya, hewan di sisi Asia beradaptasi dengan baik untuk hidup di pulau-pulau Melayu dan menggunakannya sebagai "batu loncatan" untuk bergerak menuju Australia.

Tapi tidak demikian halnya dengan spesies Australia.

"Mereka telah berevolusi dalam iklim yang lebih dingin dan semakin kering dari waktu ke waktu dan oleh karena itu kurang berhasil mendapatkan pijakan di pulau-pulau tropis dibandingkan dengan makhluk yang bermigrasi dari Asia," ungkap Skeels.

Para peneliti pun berharap hasil dari pemodelan mereka dapat digunakan untuk meramalkan bagaimana perubahan iklim modern akan berdampak pada spesies yang masih hidup.

"Itu bisa membantu kami memprediksi spesies mana yang lebih ahli dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, karena perubahan iklim Bumi terus memengaruhi pola keanekaragaman hayati global," papar Skeels.

Studi baru ini yang diterbitkan 6 Juli di jurnal Science.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/07/27/123000423/garis-wallace-di-indonesia-apa-itu-dan-apa-alasan-terbentuknya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke