KOMPAS.com - Ginjal yang sehat menjalankan banyak fungsi penting. Salah satu fungsinya adalah membuang limbah dan cairan ekstra dari tubuh.
Selain itu, ginjal juga membuang asam yang diproduksi oleh sel-sel tubuh dan menjaga keseimbangan air, garam, serta mineral yang normal dalam darah. Tanpa keseimbangan ini, saraf, otot, dan jaringan lain di tubuh mungkin tidak berfungsi dengan normal.
Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, limbah berbahaya akan menumpuk di tubuh, tekanan darah naik, dan tubuh menampung cairan yang menyebabkan pembengkakan pergelangan kaki hingga sesak napas karena adanya air di paru-paru.
Masalah ginjal yang berlanjut, pada akhirnya, dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika demikian, pasien membutuhkan terapi tertentu untuk bertahan hidup.
Baca juga: Seperti Apa Batu Ginjal Terbesar di Dunia?
Dalam webinar bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Rabu (26/7/2023), Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD, KGH, Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia, menjelaskan, ada beberapa terapi pengganti ginjal, yakni hemodialisis (HD), continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.
Melansir National Kidney Foundation, transplantasi ginjal adalah terapi dengan menempatkan ginjal yang sehat di dalam tubuh untuk menjalankan fungsi yang tidak dapat dilakukan oleh ginjal yang rusak.
Oleh sebab itu, menurut dr. Maruhum, transplantasi ginjal merupakan terapi yang ideal karena fungsi ginjal yang rusak digantikan oleh ginjal yang disumbangkan.
Meski mendapatkan ginjal yang sehat dari donor, ginjal yang sudah tidak berfungsi pada pasien gagal ginjal tidak dibuang.
Baca juga: Apa yang Membentuk Batu Ginjal?
Ginjal lama akan dibuang jika menimbulkan infeksi berulang, kanker ginjal, atau ginjal polikistik yang besar hingga menimbulkan tekanan pada organ lain.
Ada beberapa manfaat dan risiko dari terapi transplantasi ginjal. Berdasarkan pemaparan dr. Maruhum, berikut adalah keuntungan transplantasi ginjal:
Sementara itu, berikut adalah kemungkinan risiko transplantasi ginjal:
Baca juga: Apa Saja Gejala Ginjal yang Tidak Sehat?
dr. Maruhum mengatakan, kandidat penerima transplantasi ginjal adalah pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA), baik yang sudah atau belum menjalani dialisis.
Lebih lanjut, menurut National Health Service (NHS) Blood and Transplant, berikut adalah kriteria pasien yang dapat menjalani transplantasi ginjal:
Sebelum prosedur transplantasi, tim dokter dengan resipien akan berdiskusi untuk persiapan dan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan kesiapan, kesehatan, dan kecocokan dengan donor.
Baca juga: Benarkah Air Kelapa Bisa Mencegah Batu Ginjal?
dr. Maruhum menegaskan bahwa donor ginjal adalah orang sehat yang memberikan salah satu ginjalnya dengan sukarela, tanpa paksaan, dan tidak dibayar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya