Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Otak Manusia Berhenti Berkembang di Usia 25 Tahun?

Kompas.com - 15/06/2023, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

 

KOMPAS.com - Tahun-tahun awal kehidupan seorang anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Salah satu yang sangat penting adalah pertumbuhan dan perkembang otak, mulai dari sebelum lahir dan berlanjut hingga masa kanak-kanak. 

Dilansir dari Centers for Disease and Control Prevention (CDC), otak akan terus berkembang dan berubah di tahap dewasa, namun 8 tahun pertama adalah masa membangun landasan untuk pembelajaran, kesehatan, dan kesuksesan di masa mendatang. 

Apakah otak manusia berhenti berkembang di usia 25 tahun?

Mengutip IFL Science, otak manusia tidak berhenti berkembang di usia 25 tahun. Sebagaimana yang dicatat oleh salah satu makalah tahun 2013 bahwa perkembangan otak tidak lengkap sampai mendekati usia 25 tahun. Ini merujuk secara khusus pada perkembangan korteks prefrontal.

Baca juga: Pertama Kali, Operasi Otak Janin dalam Kandungan Dilakukan

Korteks prefrontal adalah bagian dari lobus frontal, yang kadang-kadang digambarkan sebagai "bagian rasional" dari otak manusia.

Ahli saraf dan komunikator sains, Shannon Odell, mengatakan bahwa dibandingkan dengan area lain, misalnya bagian otak yang terlibat dalam pembelajaran bahasa, korteks prefrontal berkembang lebih lambat. 

Area tersebut lebih berkembang pada masa remaja. Odell mengatakan, orang dewasa mendapat manfaat dari perkembangan korteks prefrontal yang baik, yang memungkinkan mereka untuk melaksanakan keterampilan yang membutuhkan pembelajaran, fokus, dan memori dengan lebih baik.

Berbagai sumber menunjukkan penelitian dari National Institutes of Health pada awal tahun 2000-an yang mengatakan bahwa area korteks prefrontal matang secara khusus pada usia 25 tahun.

Baca juga: Apakah Sampah Mikroplastik Bisa Masuk ke Otak?

Menurut laporan tahun 2005 oleh NBC News, penelitian tersebut melibatkan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 2.000 orang berusia antara 4 dan 26 tahun.

Dr. Jay Giedd, pemimpin penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa ketika ia dan rekan-rekannya memulai penelitian, mereka berpikir akan mengikuti perkembangan anak-anak sampai usia sekitar 18 atau 20 tahun. 

Namun, jika harus menentukan sekarang, Giedd mengatakan bahwa peneliti akan mengikuti hingga usia 25 tahun.

Dalam penelitian itu, garis waktu perkembangan korteks prefrontal dorsal-lateral diamati sangat bervariasi antara individu. Umumnya, selesai satu atau dua tahun lebih awal pada wanita. 

 Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Otak

Untuk alasannya, Giedd dan rekan-rekan peneliti masih belum tahu. Di samping itu, para kritikus penelitian pencitraan otak dan Giedd juga menekankan bahwa tidak ada korelasi yang terbukti antara perubahan otak dan perilaku seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com