Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Jelaskan Perilaku Laba-laba Betina Pura-pura Mati Saat Kawin

Kompas.com - 28/04/2023, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa laba-laba penenun corong diketahui melakukan kanibalisme seksual, yakni betina membunuh dan memakan jantan setelah kawin. Secara alami, ini membuat seks menjadi kurang menarik bagi para pejantan karena mereka harus mempertaruhkan hidup setiap kali mereka kawin. 

Untuk menyiasatinya, beberapa spesies telah mengembangkan perilaku katalepsi seksual, yang dilakukan oleh betina dengan meringkuk kakinya dan tetap tidak bergerak seolah-olah telah mati.

Hal ini membuat jantan bersedia untuk kawin tanpa harus khawatir menjadi makanan pasca-seks untuk betinanya.   

Para peneliti telah mengetahui tentang perilaku katalepsi seksual pada laba-laba, tetapi sampai sekarang, belum jelas apakah betina secara sukarela melumpuhkan diri mereka sendiri untuk kepentingan jantan atau apakah jantan memiliki kendali atas perilaku tersebut.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Laba-laba Black Widow

Begini penjelasan penelitian...

Dilansir dari Live Science, sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Current Zoology melakukan percobaan dengan laba-laba corong tenun dari spesies Aterigena aculeata.

Mereka mengamati betina A. aculeata dalam tiga skenario, yakni terlibat dalam katalepsi seksual secara alami saat kawin; berpura-pura mati (dikenal sebagai thanatosis) setelah dikocok dalam tabung reaksi, dan ditidurkan dengan anestesi untuk meniru isyarat kimia potensial yang diproduksi jantan. 

Setelah itu, laba-laba dibekukan sampai mati dan peneliti menganalisis tubuh mereka untuk melihat bahan kimia yang digunakan untuk mengoordinasikan tindakan laba-laba. 

Ini memungkinkan para peneliti untuk mencari kesamaan fisik dan kimia di antara perilaku tersebut.

Baca juga: Seperti Apa Rasanya Gigitan Laba-laba Black Widow?

Jika katalepsi seksual sangat mirip dengan thanatosis, itu mungkin dikendalikan oleh betina. Tetapi, jika katalepsi seksual lebih mirip dengan anestesi, maka itu tidak berada dalam kendali betina dan dapat dipengaruhi oleh jantan, jelas peneliti Mark Elgar, ahli biologi evolusi di University of Melbourne, Australia.

Hasilnya menunjukkan, katalepsi seksual tampak hampir identik dengan thanatosis. Individu yang mengalami kedua perilaku tersebut memiliki profil kimiawi yang jauh lebih mirip daripada yang telah dibius. 

Temuan ini menunjukkan bahwa katalepsi seksual dikendalikan oleh betina dan bertindak sebagai cara bagi mereka untuk memilih pasangannya. 

Elgar menjelaskan, perkawinan hanya terjadi ketika betina mengalami katalepsi seksual, jadi jika dia tidak berperilaku seperti itu, maka perkawinan tidak akan berlanjut.

Baca juga: Gejala Gigitan Laba-laba dan Cara Mengobatinya

Meskipun betina mungkin tampak mati selama proses kawin, pejantan sepenuhnya sadar bahwa mereka berpura-pura. Tak lama setelah kawin selesai dan jantan mundur, betina akan bangun dan mengejar jantan. 

Katalepsi seksual juga terjadi pada beberapa spesies laba-laba penenun corong lainnya, tetapi belum diketahui apakah mereka melakukan cara yang sama di seluruh kelompok lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com