Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Fenomena Gelombang Panas Bisa Terjadi?

Kompas.com - 27/04/2023, 08:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Scijinks


KOMPAS.com - Fenomena gelombang panas atau heat waves dilaporkan melanda beberapa negara di kawasan Asia, terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Sejak pekan lalu, kenaikan suhu udara yang ekstrem telah mempengaruhi banyak orang di kawasan Asia. Fenomena gelombang panas selama April ini juga dilaporkan telah merenggut ratusan nyawa.

Dilansir dari Guardian, Rabu (26/4/2023), fenomena gelombang panas April adalah yang terburuk dalam sejarah kenaikan suhu di Asia.

Negara-negara yang melaporkan kenaikan suhu ekstrem di antaranya adalah India, China, Thailand dan Laos. Fenomena cuaca tersebut telah memaksa penutupan sekolah hingga menyebabkan kematian di India.

Ahli iklim dan sejarawan cuaca, Maximiliano Herrera menggambarkan suhu tertinggi yang tidak biasa sebagai gelombang panas April terburuk dalam sejarah Asia.

Baca juga: Bagaimana Fenomena Hujan Meteor Terjadi?

Di Luang Prabang, Laos, otoritas setempat melaporkan kenaikan suhu ekstrem yang tidak biasa di negara ini mencapai 42,7 derajat Celsius, demikian juga fenomena gelombang panas di kota Tak, Thailand, yang tercatat suhu panas mencapai 45,4 derajat Celsius.

Lantas, sebenarnya bagaimana fenomena gelombang panas ini dapat terjadi?

Gelombang panas adalah periode cuaca panas yang tidak biasa yang biasanya dapat berlangsung selama berhari-hari hingga berminggu-minggu atau lebih.

Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami fenomena cuaca gelombang panas apabila suhu udara harian berada di luar rata-rata historis, dikutip dari Scijinks, Rabu (26/4/2023).

Terbentuknya fenomena gelombang panas atau heat waves ini merupakan hasil dari udara yang terperangkap.

Baca juga: Bagaimana Fenomena Sinkhole Bisa Terjadi? Ini Penjelasannya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com