Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Fenomena Gelombang Panas Bisa Terjadi?

KOMPAS.com - Fenomena gelombang panas atau heat waves dilaporkan melanda beberapa negara di kawasan Asia, terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Sejak pekan lalu, kenaikan suhu udara yang ekstrem telah mempengaruhi banyak orang di kawasan Asia. Fenomena gelombang panas selama April ini juga dilaporkan telah merenggut ratusan nyawa.

Dilansir dari Guardian, Rabu (26/4/2023), fenomena gelombang panas April adalah yang terburuk dalam sejarah kenaikan suhu di Asia.

Negara-negara yang melaporkan kenaikan suhu ekstrem di antaranya adalah India, China, Thailand dan Laos. Fenomena cuaca tersebut telah memaksa penutupan sekolah hingga menyebabkan kematian di India.

Ahli iklim dan sejarawan cuaca, Maximiliano Herrera menggambarkan suhu tertinggi yang tidak biasa sebagai gelombang panas April terburuk dalam sejarah Asia.

Di Luang Prabang, Laos, otoritas setempat melaporkan kenaikan suhu ekstrem yang tidak biasa di negara ini mencapai 42,7 derajat Celsius, demikian juga fenomena gelombang panas di kota Tak, Thailand, yang tercatat suhu panas mencapai 45,4 derajat Celsius.

Lantas, sebenarnya bagaimana fenomena gelombang panas ini dapat terjadi?

Gelombang panas adalah periode cuaca panas yang tidak biasa yang biasanya dapat berlangsung selama berhari-hari hingga berminggu-minggu atau lebih.

Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami fenomena cuaca gelombang panas apabila suhu udara harian berada di luar rata-rata historis, dikutip dari Scijinks, Rabu (26/4/2023).

Terbentuknya fenomena gelombang panas atau heat waves ini merupakan hasil dari udara yang terperangkap.

Pada tahun 2012, sebagian besar Amerika Utara mengalami fenomena suhu panas ekstrem yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama.

Dalam periode tersebut, penyebab terjadinya fenomena cuaca tersebut adalah sistem tekanan tinggi di Meksiko.

Antara 20 Juni dan 23 Juni, sistem tekanan udara yang tinggi ini bermigrasi ke utara. Ukurannya semakin besar, dan berhenti di atas Great Plains Amerika Serikat.

Sistem tekanan tinggi tersebut kemudian memekasa atau menekan udara ke bawah, yang mana kondisi tersebut mencegah udara di dekat tanah naik.

Udara yang terjebak itu bertindak seperti 'cap atau tutup', yang memperangkap udara yang semestinya naik, sehingga tidak ada hujan, dan tidak ada yang mencegah udara panas menjadi lebih panas.

Intinya, fenomena gelombang panas terbentuk karena adanya sistem bertekanan tinggi yang menyebabkan 'cap atau penutup' menjebak udara di satu tempat saat kondisinya menghangat.

Gelombang panas yang terjadi di berbagai negara di Asia pada April ini, bukan fenomena cuaca biasa.

Fenomena kenaikan suhu udara yang dapat sangat ekstrem ini dapat berbahaya, baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/27/080000523/bagaimana-fenomena-gelombang-panas-bisa-terjadi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke