KOMPAS.com - Menangis adalah respons yang wajar dan dapat dipicu oleh banyak emosi yang berbeda.
Para peneliti telah menemukan bahwa menangis dapat bermanfaat bagi tubuh dan pikiran. Bahkan, manfaat ini dimulai sejak lahir saat bayi menangis untuk pertama kalinya.
Namun, menangis kerap menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala, mata bengkak, dan sebagainya.
Dilansir dari Medical News Today, para ilmuwan masih berusaha memahami hubungan yang tepat antara menangis dan sakit kepala.
Menangis dan jenis sakit kepala yang ditimbulkannya adalah respons tubuh terhadap kesedihan.
Baca juga: Apa Penyebab Orang Takut Ketinggian?
Kesedihan dapat memicu stres yang menyebabkan tubuh melepaskan hormon seperti kortisol.
Hormon-hormon ini merangsang neurotransmiter di otak yang menyebabkan reaksi fisik seperti menangis, sakit kepala, dan pilek.
Saat gejala-gejala fisik ringan ini berkembang, seseorang mungkin mulai merasakan sakit kepala.
Dilansir dari Healthline, ada tiga jenis air mata yang berbeda, yakni air mata refleks, air mata yang terus menerus, dan air mata emosional.
Air mata refleks membersihkan kotoran, seperti asap dan debu, dari mata. Air mata terus-menerus melumasi mata dan membantu melindunginya dari infeksi. Sedangkan, air mata emosional mungkin memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Baca juga: Apa Penyebab Nyeri Lutut di Malam Hari?
Air mata yang terus menerus mengandung 98 persen air, sementara air mata emosional mengandung hormon stres dan racun lainnya.
Para peneliti telah berteori bahwa menangis mengeluarkan hormon stres dan racun dari sistem, meski diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini.
Kemudian, menangis mungkin merupakan salah satu mekanisme terbaik untuk menenangkan diri.
Peneliti telah menemukan bahwa menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis.
Sistem ini membantu tubuh beristirahat dan mencerna. Namun, manfaatnya tidak langsung.
Mungkin perlu beberapa menit untuk mengeluarkan air mata sebelum merasakan efek menenangkan dari tangisan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.