KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan musim kemarau tahun ini. Untuk diketahui, kondisi iklim di Indonesia sangat bergantung pada kondisi di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, hasil analisis menunjukkan La Nina masih akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga waktu tersebut.
Hal tersebut berakibat pada beberapa zona musim di Indonesia, diprediksi akan mengalami keterlambatan memasuki musim kemarau.
Baca juga: Masih Sering Hujan, Kapan Awal Musim Kemarau di Indonesia Tahun 2022?
Adapun analisis El Niño-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kondisi La Niña lemah dan diprediksi berangsur menuju netral pada periode Maret-April-Mei.
Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan kondisi negatif berpeluang netral, sedangkan Sea Surface Temperature (SST) Indonesia diprakirakan hangat hingga netral sampai pertengahan tahun 2022.
Menurut informasi resmi BMKG, puncak musim kemarau di Indonesia umumnya diprediksi terjadi pada Agustus 2022.
Sementara itu, secara umum kondisi musim kemarau tahun 2022 diperkirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya.
Dwikorita menegaskan, awal musim kemarau di Indonesia tidak akan masuk secara bersamaan, diprediksi terjadi mulai bulan April.
Daftar daerah yang diprakirakan memasuki musim kemarau pada bulan April sebagai berikut:
Sementara sebagian Bali, Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua, diprediksi akan mengalami musim kemarau pada Mei 2022. Adapun sisanya, diprakirakan mengalami musim kemarau pada Juni 2022.
Baca juga: BMKG Ungkap 3 Pemicu Suhu Udara Dingin meski Masuk Musim Kemarau
Dwikorita menuturkan, bebrapa wilayah akan memasuki musim kemarau lebih awal dibandingkan normalnya, seperti:
Berdasarkan data BMKG, sebanyak 12 persen zona musim di Indonesia, musim kemaraunya akan bersifat bawah normal atau lebih kering dari normalnya, meliputi:
“Waspada daerah yang memiliki sifat musim kemarau di bawah normal,” pungkas Dwikorita.
Baca juga: 6 Cara Mengurangi Keringat Berlebih Saat Musim Kemarau
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.