Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap 3 Pemicu Suhu Udara Dingin meski Masuk Musim Kemarau

Kompas.com - 07/07/2021, 16:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski musim kemarau, tetapi beberapa hari terakhir suhu lebih dingin dirasakan oleh sebagian besar masyarakat di sejumlah wilayah, termasuk di pulau Jawa bagian timur.

Mengapa bisa begitu, dan apa yang menyebabkan suhu lebih dingin di musim kemarau seperti ini?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, meski Indonesia memasuki musim kemarau tapi beberapa hari terakhir memang suhu udara relatif lebih dingin.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin. 

Baca juga: Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah

Pada periode Juni, Juli, dan Agustus, sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim kemarau. 

Umumnya pada musim kemarau, kondisi cuaca di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator akan mengalami tingkat pertumbuhan awan yang sedikit, dengan kondisi cuaca cerah cukup mendominasi baik siang maupun malam hari. 

Kondisi tersebut secara umum menyebabkan variasi suhu udara permukaannya menjadi tinggi, di mana pada siang hari kondisi suhu udara relatif lebih terik atau panas. 

Sedangkan pada malam hingga dini hari, kata Miming, umumnya suhu akan lebih dingin. 

"Fenomena kondisi suhu dingin ini merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun dengan signifikansinya tergantung pada kondisi atmosfernya," kata Miming kepada Kompas.com, Rabu (7/7/2021).

Pemicu suhu dingin

Berikut beberapa pemicu suhu dingin beberapa hari terakhir ini:

1. Pelepasan panas 

Miming menjelaskan bahwa faktor pemicu suhu dingin yang pertama adalah pelepasan panas permukaan Bumi.

"Suhu lebih dingin pada malam-dini hari tersebut dapat terjadi karena adanya proses pelepasan panas permukaan bumi ke atmosfer secara maksimal pada malam menjelang pagi hari," jelasnya.

Suhu lebih dingin pada malam hingga dini hari ini sebagai akibat dari kondisi cuaca cerah dan tidaknya ada awan yang menghalangi transfer panas dari permukaan bumi ke atmosfer, suhu dingin akan lebih terasa dampaknya di wilayah dataran tinggi. 

Pelepasan secara maksimal panas dari permukaan bumi ke atmosfer tersebut menyebabkan penurunan suhu permukaan bumi menjadi signifikan,  terutama ditambah jika angin lapisan atmosfer atas mengindikasikan adanya aliran udara yang relatif lebih dingin dari Australia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com