Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinfeksi Influenza dan Virus Corona Bersamaan, Apa Efek Florona pada Tubuh?

Kompas.com - 07/01/2022, 13:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Florona, kondisi saat seseorang mengalami infeksi influenza dan Covid-19 secara bersamaan, ramai menjadi perbincangan dalam beberapa waktu terakhir.

Kasus Florona dilaporkan di sejumlah negara di dunia. Infeksi influenza dan corona secara bersamaan muncul di tengah varian Omicron yang lebih menular.

Namun, fenomena infeksi ganda tersebut tidak sepenuhnya baru, karena laporan infeksi ganda semacam ini pernah terjadi di tahun 2020.

Baca juga: Bukan Varian Baru, Ini Cara Mencegah Infeksi Florona

Haruskah khawatir?

Saat dunia bersiap menghadapi setiap perubahan baru dalam pandemi, tak dipungkiri infeksi Covid-19 dan flu secara bersamaan memunculkan kekhawatiran. Namun, tampaknya infeksi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Menurut seorang ilmuwan aerosol dan profesor bioteknologi di Universitas Harvard David Edwards, saat terinfeksi Covid-19 tentu akan lebih baik jika seseorang tidak terkena flu, sebab infeksi simultan akan semakin membebani sistem kekebalan tubuh.

Tetapi kemungkinan terjadinya dua infeksi tersebut sekaligus tidaklah besar. 

“Kemungkinan kedua hal itu terjadi pada saat yang sama, seperti kemungkinan dirampok oleh dua orang pada hari yang sama,” ujar Edwards seperti dikutip dari CNA, Kamis (6/1/2022).

“Itu terjadi, tapi orang tidak seharusnya berpikir akan muncul Florona menyusul Omicron. Ini tidak akan terjadi,” lanjut dia.

Baca juga: 5 Fakta Florona yang Pertama Kali Ditemukan di Israel

Bagaimana efeknya pada tubuh?

Dalam meta-analisis dari berbagai penelitian Mei lalu, para peneliti dari University of Wisconsin menemukan sebesar 19 persen orang yang dites positif Covid-19 secara bersamaan dites positif untuk patogen lain, yang disebut koinfeksi, menjadi virus, bakteri atau jamur.

Selain itu ditemukan sebesar 24 persen pasien yang didiagnosis dengan Covid-19, setelah itu dites positif untuk patogen yang berbeda, disebut superinfeksi.

Untuk kedua kategori tersebut, situasinya dikaitkan dengan hasil yang buruk termasuk meningkatnya peluang kematian.

Penelitian ini menggarisbawahi kebutuhan untuk menguji penyakit di luar Covid-19, sehingga orang dapat diobat dengan benar.

Baca juga: Kasus Pertama Florona Ditemukan di Israel, Ahli Jelaskan Efeknya pada Tubuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com