Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terinfeksi Influenza dan Virus Corona Bersamaan, Apa Efek Florona pada Tubuh?

Kasus Florona dilaporkan di sejumlah negara di dunia. Infeksi influenza dan corona secara bersamaan muncul di tengah varian Omicron yang lebih menular.

Namun, fenomena infeksi ganda tersebut tidak sepenuhnya baru, karena laporan infeksi ganda semacam ini pernah terjadi di tahun 2020.

Haruskah khawatir?

Saat dunia bersiap menghadapi setiap perubahan baru dalam pandemi, tak dipungkiri infeksi Covid-19 dan flu secara bersamaan memunculkan kekhawatiran. Namun, tampaknya infeksi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Menurut seorang ilmuwan aerosol dan profesor bioteknologi di Universitas Harvard David Edwards, saat terinfeksi Covid-19 tentu akan lebih baik jika seseorang tidak terkena flu, sebab infeksi simultan akan semakin membebani sistem kekebalan tubuh.

Tetapi kemungkinan terjadinya dua infeksi tersebut sekaligus tidaklah besar. 

“Kemungkinan kedua hal itu terjadi pada saat yang sama, seperti kemungkinan dirampok oleh dua orang pada hari yang sama,” ujar Edwards seperti dikutip dari CNA, Kamis (6/1/2022).

“Itu terjadi, tapi orang tidak seharusnya berpikir akan muncul Florona menyusul Omicron. Ini tidak akan terjadi,” lanjut dia.

Bagaimana efeknya pada tubuh?

Dalam meta-analisis dari berbagai penelitian Mei lalu, para peneliti dari University of Wisconsin menemukan sebesar 19 persen orang yang dites positif Covid-19 secara bersamaan dites positif untuk patogen lain, yang disebut koinfeksi, menjadi virus, bakteri atau jamur.

Selain itu ditemukan sebesar 24 persen pasien yang didiagnosis dengan Covid-19, setelah itu dites positif untuk patogen yang berbeda, disebut superinfeksi.

Untuk kedua kategori tersebut, situasinya dikaitkan dengan hasil yang buruk termasuk meningkatnya peluang kematian.

Penelitian ini menggarisbawahi kebutuhan untuk menguji penyakit di luar Covid-19, sehingga orang dapat diobat dengan benar.

Apakah infeksi flu kembali?

Di banyak negara, musim flu yang terjadi tahun lalu menjadi yang paling tidak berbahaya dalam satu dekade.

Misalnya di Amerika Serikat, data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang dikumpulkan mulai 2005 menunjukkan angka rawat inap akibat flu berada di rekor terendah.

Sejauh musim dingin yang berlangsung, penyakit pernapasan dengan gejala seperti flu mulai sebanding dengan tahun-tahun sebelum pandemi.

Ini mungkin dikarenakan kurangnya jarak sosial, menjaga kebersihan, dan sistem kekebalan orang yang kurang siap untuk melawan influenza setelah kurang terpapar virus ini saat pandemi terjadi.

Negara yang melaporkan Florona

Israel menjadi negara yang mengonfirmasi salah satu kasus Florona pada seorang wanita hamil yang belum menerima vaksin Covid-19. Wanita tersebut mengalami gejala ringan.

Adapun varian Omicron telah menyebabkan lonjakan kasus corona baru di Israel, yang juga mengalami peningkatan influenza musim dingin setelah sebagian besar terhindar dari patogen setahun yang lalu.

Kasus infeksi ganda juga telah dilaporkan di Spanyol dan pada awal Februari 2020 di AS. Selain itu, tiga negara bagian Brasil juga telah melaporkan adanya kasus Florona.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/07/130100023/terinfeksi-influenza-dan-virus-corona-bersamaan-apa-efek-florona-pada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke