Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pembelajaran dari Kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani?

Kompas.com - 14/10/2021, 13:40 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Sikap Baim Wong marahi Kakek Suhud mengundang berbagai reaksi menarik, baik oleh netizen, masyarakat umum, maupun di kalangan para artis, seperti Nikita Mirzani. Namun, apa pembelajaran yang bisa diambil dari kasus ini?

Sosiolog UGM AB Widyanta memandang kasus Baim Wong marahi Kakek Suhud dan komentar Nikita Mirzani, sebagai bagian dari teori dramaturgi sosial.

Teori ini, kata Widyanta mengacu antara latar depan atau front stage dan latar belakang yakni back stage. Aspek sosiologis dari kasus tersebut sangat kuat.

Peristiwa yang dialami Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani, menurutnya adalah suatu hal yang wajar. Hanya saja, perkara ini dalam ruang sosiologi berkaitan dengan interaksionisme simbolik yang dilakoni ketiganya.

Interaksionisme simbolik adalah interaksi yang dalam perjumpaan langsung, lalu secara simbolik membaca seluruh konteks yang dihadapi di depannya, yang kemudian menyebabkan interaksi timbal balik antar keduanya.

Lantas, apa pembelajaran dari kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani?

Baca juga: Kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani, Begini Sosiolog Menilainya

 

"Pembelajaran dari kasus (Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani) ini, ada refleksi yang perlu kita renungi bersama bahwa dalam media sosial hari ini, kita yang terhubungkan dengan orang lain yang berinteraksi itu, sesungguhnya punya banyak hasrat yang tersembunyi. Yakni soal bagaimana kita sesungguhnya membutuhkan rekognisi," jelas Widyanta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2021).

Saat menggunakan atau memiliki media sosial, kata Widyanta, kita cenderung akan mempresentasikan hal-hal terbaik dari diri kita.

Widyanta mengatakan fenomena ini berkaitan dengan cara orang untuk berjuang mendapatkan pengakuan atau rekognisi tersebut melalui media sosial.

"Lalu, apa kita akan mendapat sesuatu sesuai harapan kita? Belum tentu. Sebab, orang lain juga bisa menafsirkannya berbeda, bahkan menafsirkannya secara liar," jelas dia.

Menurutnya, saat ini masyarakat tengah dihadapkan dengan imej atau citra soal kesejatian orang itu seperti apa. Namun, sejatinya semua orang merupakan pemain.

Menyimpulkan pembelajaran dari kasus Baim Wong menegur Kakek Suhud dan reaksi Nikita Mirzani pada masalah yang dihadapi Baim, peristiwa biasa ini menjadi menarik karena peran media sosial yang digunakan sebagai tujuan rekognisi.

Baca juga: Viral Baim Wong Tegur Kakek, Sosiolog: Bener Ning Ora Pener

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com