Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Matahari Kita Akan Mati? Ilmuwan Temukan Jawabannya

Kompas.com - 06/09/2021, 18:05 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah membuat prediksi tentang akhir dari Tata Surya kita, dan kapan matahari akan mati atau redup.

Sebelumnya, para astronom mengira peristiwa itu akan berubah menjadi nebula planet, yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya.

Sebuah tim astronom internasional membaliknya lagi pada tahun 2018 dan mereka menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat Matahari yang paling mungkin.

Jadi, kapan Matahari mati?

Ilmuwan menjelaskan bahwa Matahari kita berusia sekitar 4,6 miliar tahun, ini diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama.

Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan, Matahari akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.

Dilansir dari Science Alert, Senin (6/9/2021), dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti bintang ini akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet Bumi dalam prosesnya.

Baca juga: Bukti Radiasi Matahari Telah Membentuk Nanopartikel Besi di Bulan, Studi Jelaskan

 

Dalam studi yang menjelaskan kapan Matahari kita mati atau redup, para ilmuwan menjelaskan bahwa kecerahan Matahari terus meningkat sekitar 10 persen setiap miliar tahun.

Sepertinya, peningkatan kecerahan Matahari ini tidak banyak, tetapi ternyata itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa, agar nebula planet yang terang dapat terbentuk, bintang awal harus berukuran dua kali lebih besar dari Matahari.

Namun, studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer untuk menentukan bahwa, seperti 90 persen bintang lainnya, Matahari kita kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan kemudian berakhir sebagai nebula planet.

Astrofisikawan Albert Zijlstra dari University of Manchester di Inggris, salah satu penulis makalah yang menjelaskan kapan Matahari kita mati, mengatakan ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu, yang dikenal sebagai selubungnya, ke luar angkasa.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Matahari Menghilang?


Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com