Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2021, 19:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Ketika angka timbangan terus bergeser ke kiri, yang menunjukkan turunnya berat badan, Anda tentu akan merasa bahagia. Karena itu berarti, usaha Anda menurunkan berat badan berhasil.

Namun, setelah berjalan beberapa waktu dan berat badan turun beberapa kilogram, penurunan berat badan tak lagi terlihat. Angka di timbangan tak lagi bergerak ke kiri. Bahkan, berat badan mulai kembali naik.

Hal seperti ini tentu akan membuat Anda frustrasi.

Baca juga: 3 Kesalahpahaman Paling Umum Saat Menurunkan Berat Badan

Namun ada kabar baik, menurut ahli endokrinologi dan obesitas Marcio Griebeler, MD, kemungkinan naiknya kembali berat badan bukan salah Anda.

“Tubuh Anda sedang berjuang untuk mempertahankan berat badan seperti sebelum diet dan jika Anda tak berhati-hati, maka tubuh akan memenangkan ‘pertempuran’,” katanya.

Menurut ahli, sebanyak 80 hingga 95 persen pelaku diet mendapatkan kembali berat badan semula, setelah mereka bersusah payah untuk menurunkannya.

Melansir Health Cleveland Clinic, Dr. Griebeler mengatakan, bahwa pelakunya adalah "titik setel berat badan", yaitu beban yang diprogram oleh tubuh Anda. Titik setel berat badan Anda merupakan kombinasi dari beberapa faktor, seperti genetika, hormon, tingkah laku, dan juga lingkungan hidup.

Titik setel berat badan dan metabolisme tubuh bermain dalam tim yang sama. Metabolisme Anda membakar energi pada tingkat yang akan mempertahankan titik setel berat badan Anda, bahkan jika titik itu lebih berat daripada berat badan yang sehat.

“Umumnya, penambahan berat badan terjadi secara bertahap, dan itu juga dapat meningkatkan titik setel Anda secara bertahap. Tapi perubahan gaya hidup tertentu bisa menurunkannya,” catat Dr. Griebeler.

Baca juga: Cara Paling Sehat Menurunkan Berat Badan Menurut Ahli Gizi

Bahaya diet yoyo

Yang harus diwaspadai, kata Dr. Griebeler adalah penurunan berat bada yang cepat. Menurutnya, diet yang tidak tepat tidak akan mengubah titik setel berat badan Anda, melainkan hanya membatasi kalori.

“Tubuhmu sangat efisien. Anda mungkin berhasil menurunkan berat badan untuk sementara waktu, tetapi pada titik tertentu, tubuh Anda hanya menyesuaikan untuk membutuhkan lebih sedikit kalori, agar berfungsi,” jelasnya.

Itu berarti, penurunan berat badan pada akhirnya akan berhenti, kecuali jika Anda menurunkan lagi kalori Anda dan makan lebih sedikit dari petunjuk diet yang Anda jalani.

Meski demikian, tubuh Anda akan tetap ‘berjuang’. Begitu kalori turun, tubuh mulai melakukan segala daya untuk mencegah kelaparan, termasuk:

- Meningkatkan hormon kelaparan

Kadar hormon kenyang leptin (yang mengontrol seberapa kenyang Anda) menurun. Sementara itu, kadar hormon kelaparan ghrelin meningkat. Anda akan merasa lebih lapar, bahkan setelah makan makanan biasa.

- Mengubah cara memandang makanan

Makan lebih sedikit kalori mengubah cara Anda berpikir dan memandang makanan. Penelitian menunjukkan, pelaku diet menjadi sangat fokus pada makanan dan bahkan bau dan rasa makanan terasa lebih enak bagi mereka.

- Efek ini bertahan untuk jangka panjang

Dalam acara televisi The Biggest Loser, kontestan masih merasakan efek pengurangan kalori mereka hingga enam tahun kemudian, membuatnya lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

“Penelitian menunjukkan, diet yoyo dapat berdampak negatif pada metabolisme Anda,” kata Dr. Griebeler.

"Tidak masalah apa dietnya, apakah rendah karbohidrat, rendah lemak, ketogenik, atau apa pun. Kami melihat kenaikan berat badan kembali hampir pada setiap diet. "

Baca juga: Diet Terbaik Menurunkan Berat Badan, Weight Watcher dan Flexitarian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com