Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tanda Terjebak dalam Pola Makan Tidak Sehat

Kompas.com - 08/11/2020, 11:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Banyak pola makan, termasuk diet ketat - tidak mengarah pada perubahan gaya hidup sehat, sehingga sulit dipertahankan dalam jangka panjang.

Berat badan Anda mungkin akan turun dalam waktu satu hingga dua bulan, tapi setelah itu bisa jadi berat badan kembali naik lebih banyak dari sebelumnya atau bahkan muncul masalah kesehatan baru, sebagai dampak pola makan yang buruk.

Baca juga: Akibat Pola Makan Buruk, Tinggi Anak Turun 20 Sentimeter

Berikut delapan tanda Anda menerapkan diet atau pola makan yang buruk untuk kesehatan:

1. Berat badan turun dalam waktu singkat

Menurut Kristin Kirkpatrick, MS, RD, LD, ahli diet dan nutrisi terdaftar, rencana penurunan berat badan kilat bukanlah jawaban untuk menurunkan berat badan.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 di Medical Clinics of North America menunjukkan, bagaimana penurunan berat badan yang turun secara cepat pasti akan diikuti oleh kemandekan dan kenaikan progresif setelahnya.

Sebaliknya, targetkan penurunan bertahap sekitar 1 hingga 2 pon per minggu. Berikut 20 alasan diet Anda tidak berhasil.

2. Pencernaan terganggu

Entah itu diare maupun sembelit, dapat muncul jika Anda tidak mengonsumsi cukup serat.

"Sayangnya masih banyak orang yang tidak memenuhi rekomendasi asupan serat harian," kata Kirkpatrick.

Jika Anda lelah dengan gangguan pencernaan, coba tingkatkan asupan serat dengan makan lebih banyak biji-bijian seperti beras merah dan gandum, serta kacang-kacangan.

3. Mudah sakit

Melansir Cleveland Haelth Clinic, kebiasaan menerapkan diet yang tidak sehat dan gizi yang buruk dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, yang akan memicu penyakit dan infeksi.

Jika Anda sering merasa tidak enak badan, cobalah mengonsumsi lebih banyak makanan kaya nutrisi.

Nutrisi yang optimal dapat membantu mengembalikan sistem kekebalan yang terganggu. Pilih makanan tinggi vitamin A, C, dan E, seng, selenium, zat besi dan asam folat.

Mulailah dengan meningkatkan asupan buah segar, sayuran, dan biji-bijian — khususnya buah jeruk, sayuran berdaun hijau, popcorn (tanpa mentega dan garam), serta nasi merah.

Sebuah studi tahun 2019 menunjukkan, secara umum yang terbaik adalah mendapatkan vitamin dan mineral melalui makanan, sehingga hindari bergantung pada suplemen untuk mengimbangi pilihan makanan yang tak sehat.

Baca juga: Terlepas dari Berat Badan, Pola Makan Sehat Terbukti Kurangi Risiko Kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com