Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pola Makan Buruk, Tinggi Anak Turun 20 Sentimeter

Kompas.com - 07/11/2020, 11:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang terbit di jurnal The Lancet melaporkan bahwa pola makan yang buruk berdampak pada penurunan tinggi badan sebanyak 20 sentimeter.

Penelitian itu melaporkan bahwa pada tahun 2019 remaja laki-laki berusia 19 tahun yang paling tinggi sedunia, 183,8 cm berada di Belanda dan yang terpendek, setinggi 160,1 cm berada di Timor Leste.

Sementara, tinggi rata-rata di Inggris menurun, dengan remaja laki-laki berusia 19 tahun di Inggris adalah tertinggi ke-39 di dunia, turun dari posisi 28 pada 1985.

Baca juga: Nasi Berisiko Tinggi Arsenik, Ini Cara Memasaknya agar Bebas Arsenik

Para peneliti mengatakan melacak perubahan tinggi dan berat badan anak-anak di seluruh dunia sepanjang waktu sangat penting karena itu bisa menceminkan kualitas nutrisi yang tersedia dan mengukur kesehatan lingkungan bagi generasi muda.

Tim peneliti menganalisa data lebih dari 65 juta orang dan remaja berusia antara 5 sampai 19 tahun yang berasal dari lebih dari 2.000 penelitian yang dilakukan antara tahun 1985 hingga 2019.

Mereka menemukan bahwa pada 2019, rata-rata anak-anak dan remaja di Eropa bagian barat laut dan tengah, seperti Belanda dan Montenegro, adalah yang tertinggi di dunia.

Sementara, remaja usia 19 tahun yang memiliki rata-rata tinggi yang rendah tinggal di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika Timur.

Analisis itu menunjukkan bahwa pada 2019:

  • Rata-rata, anak laki-laki berusia 19 tahun di Laos memiliki tinggi yang sama (162,8 cm) dengan anak laki-laki berusia 13 tahun di Belanda.
  • Pada usia 19 tahun, anak perempuan di Guatemala, Bangladesh, Nepal dan Timor Leste memiliki tinggi rata-rata yang sama dengan anak perempuan Belanda berusia 11 tahun (sekitar 152 cm).
  • Di Inggris, anak laki-laki berusia 19 tahun memiliki tinggi rata-rata 178,2 cm, dan perempuan 163,9 cm.
  • Peningkatan terbesar rata-rata tinggi badan anak selama 35 tahun terakhir terlihat di Cina dan Korea Selatan.
  • Di banyak negara di Afrika Sub-Sahara, ketinggian rata-rata tetap tidak berubah atau berkurang sejak 1985.

Ilustrasi anak obesitas akibat gizi berlebih.Shutterstock Ilustrasi anak obesitas akibat gizi berlebih.

Penambahan berat badan yang sehat

Studi ini juga melihat BMI anak-anak, ukuran yang membantu menunjukkan apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat untuk tinggi badan mereka.

Peneliti menemukan remaja dengan BMI terbesar tinggal di Kepulauan Pasifik, Timur Tengah, AS dan Selandia Baru.

Sedangkan kelompok usia 19 tahun dengan BMI terendah tinggal di negara Asia Selatan seperti India dan Bangladesh.

Para peneliti memperkirakan secara luas bahwa perbedaan antara negara-negara dengan BMI terendah dan tertinggi dalam penelitian ini setara dengan sekitar 25 kilogram.

Di beberapa negara, anak-anak mencapai level BMI yang saat ketika berusia lima tahun, namun anak tersebut cenderung mengalami kelebihan berat badan ketika berusia 19 tahun.

Sementara para peneliti memahami bahwa genetis memainkan peran penting terhadap berat dan tinggi badan anak, mereka mengatakan bahwa kesehatan penduduk, nutrisi dan lingkungan juga memainkan peran kunci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com