Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Sukabumi Terkait Zona Megathrust Selatan Jawa? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 13/03/2020, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selasa (10/3/2020), wilayah Sukabumi diguncang gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,1 yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Kejadian ini bertepatan dengan dikeluarkannya hasil kajian simulasi potensi gempa bumi dan tsunami di Zona Megathrust Sukabumi dan enam wilayah lainnya di selatan Jawa.

Hasil simulasi pemodelan menunjukkan bahwa gempa bisa mencapai M 8,7.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah gempa bumi kemarin ada kaitannya dengan kajian simulasi Zona Megathurst Sukabumi sebelumnya?

Baca juga: Begini Analisis Simulasi Gempa dan Tsunami di Zona Megathrust Sukabumi

Menjawab hal ini, Ahli Tsunami Widjo Kongko berkata kepada Kompas.com bahwa keduanya belum bisa dipastikan berkaitan atau tidak.

"Saya berharap ini tidak terkait," kata Widjo, Selasa (10/3/2020).

Dia lantas menjelaskan bahwa lindu terakhir yang terjadi di Sukabumi merupakan sesar lokal, dan berbeda sumber mekanismenya dengan lindu Megathrust Selatan Jawa yang dapat menimbulkan smong atau tsunami.

Kendati berbeda dengan Megathrust Selatan Jawa, lindu ini menjadi pengingat agar semua dapat selalu waspada, karena daerah ini merupakan daerah rentan lindu.

"Tapi saya berharap lindu ini jadi momentum untuk tingkatkan kesiapsiagaan atau mitigasi kita semua," kata Widjo.

Baca juga: Gempa Sukabumi Terasa Sampai Jakarta, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Gempa Sukabumi Terkuat dalam 19 Tahun

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa Sukabumi yang terjadi Selasa merupakan gempa dengan magnitudo paling kuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat sejak 19 tahun terakhir.

Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan M=5,1. Gempa ini terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001.

Disampaikan oleh Ahli Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, hasil analisis peta tingkat guncangan gempa (shake map) yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa dan sekitarnya menunjukkan warna kuning.

Artinya, dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI.

Estimasi terjadinya kerusakan akibat gempa oleh BMKG ini sangat akurat dan ditunjukkan dengan bukti terjadinya kerusakan di lapangan.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5.0 Guncang Sukabumi, Tidak Berpotensi Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com