Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Evergrande Dituding Manipulasi Laporan Keuangan Perusahaan

Kompas.com - 22/03/2024, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Muhdany Yusuf Laksono

Tim Redaksi

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum usai kasus utang yang menimpa perusahaan miliknya, kini bos pengembang properti asal China, Evergrande Group, Hui Ka Yan, kembali tertimpa masalah.

Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) menuding Hui melakukan manipulasi laporan keuangan terhadap anak perusahaan milik Evergrande yakni Hengda Real Estate.

Seperti dikutip dari BBC, Hui dituduh menggelembungkan pendapatan perusahaan sebesar 78 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 1.227 triliun (nilai kurs Rp 15.731 per dolar AS) selama dua tahun yakni tahun 2019 dan 2020.

Baca juga: Gagal Restrukturisasi Utang, Pengadilan Minta Evergrande Likuidasi

Hal ini membuat CSRC harus menjatuhkan denda ke Evergrande sebesar 583,5 juta Dolar AS atau setara dengan Rp 9,1 triliun.

Hui juga didenda 6,5 juta Dolar AS atau sekitar Rp 102 miliar. Ia pun terancam dilarang seumur hidup untuk bertransaksi di pasar saham China.

Setelah masalah utang yang melilit perusahaan Evergrande mencuat pada tahun 2022, satu persatu kasus yang menyeret Hui mulai muncul di permukaan.

September tahun lalu, Hui berada di bawah pengawasan polisi saat ia diselidiki atas dugaan melakukan kejahatan ilegal.

Saat ini, masalah keuangan yang menimpa Evergrande tak kunjung selesai. Mereka masih punya kewajiban utang sebesar 300 miliar Dolar AS atau setara Rp 4.749 triliun.

Baca juga: Perusahaan Terlilit Utang, Kekayaan Bos Evergrande Terjun Bebas

Likuidator telah ditunjuk untuk melihat posisi keuangan Evergrande secara keseluruhan dan mengidentifikasi potensi strategi restrukturisasi.

Hal ini dapat mencakup penyitaan dan penjualan aset, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membayar utang.

Industri properti di China menghadapi tekanan keuangan yang besar sejak tahun 2021, ketika pemerintah setempat membatasi jumlah pinjaman yang dapat dipinjam oleh pengembang real estate.

Sejak saat itu, beberapa perusahaan properti kesulitan dalam melunasi utang dan perusahaannya terancam bangkrut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com