Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukaka Incar Proyek KPBU Jalan Nasional Non-Tol dan Water System

Kompas.com - 19/05/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) yang sebagian besar sahamnya dikendalikan keluarga Kalla, mengincar proyek dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Proyek yang tengah menjadi fokus dalam rencana ekspansi bisnis strategis BUKK adalah pembangunan jalan nasional non-tol dan sistem pengolahan air atau water system.

Direktur Keuangan BUKK Afifuddin Suhaeli Kalla mengungkapkan hal itu saat menjawab Kompas.com, usai Keterbukaan Publik, di Bogor, Rabu (17/5/2023).

"Investasi di proyek-proyek dengan skema KPBU ini menarik. Sebelumnya kami ragu, tapi setelah mempelajari proyek-proyek lain, kami tertarik," ujar Afifuddin.

Baca juga: Uang Bukaka Nyangkut di Waskita Rp 200 Miliar

Proyek strategis pertama dengan skema KPBU yang dikerjakan BUKK melalui entitas anak usaha PT Baja Titian Utama adalah penggantian dan atau duplikasi jembatan callendar hamilton (CH) di 37 lokasi yang tersebar di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

PT Baja Titian Utama ditunjuk sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 6 Desember 2021 dengan total nilai kontrak Rp 2,2 triliun.

Proyek KPBU ini memiliki jangka waktu 12 tahun yang terdiri dari dua tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa layanan. Sepuluh tahun masa layanan ini, dihitung sebagai pendapatan berulang atau recurring income perseroan.

Baca juga: Perusahaan Keluarga Kalla Bangun Empat Pabrik Nikel Baru di Sulawesi

"Konstruksi 37 jembatan di Pulau Jawa ini ditargetkan tuntas pada tahun 2023. Sebanyak 17 telah selesai konstruksinya, dan masih ada 20 jembatan lagi yang tengah dibangun," ucap Afifuddin.

Kinerja keuangan

Sepanjang tahun buku 2022 BUKK mencatat penjualan Rp 4,15 triliun atau 7,51 persen lebih tinggi dari proyeksi, dengan laba Rp 462,28 miliar atau 17,76 persen melampaui target.

Sementara segmen aset mencapai kenaikan 19,76 persen menjadi Rp 6,26 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi pos aset keuangan dari kontrak konsesi Rp 618,79 miliar dan kenaikan pos investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 20,45 persen.

Ada pun penjualan BUKK hingga Kuartal I-2023, tercatat tumbuh pesat 55 persen menjadi Rp 1,2 triliun dari tahun 2022 periode yang sama sebesar Rp 783 miliar.

Baca juga: Perusahaan Milik Keluarga Kalla Kapok Kerja Bareng Waskita

Demikian halnya dengan laba yang melonjak menjadi Rp 123 miliar dari sebelumnya hanya Rp 99 miliar. Sedangkan kontrak baru tercatat sudah menembus angka hampir Rp 5 triliun.

"Penjualan ini disumbang oleh proyek KPBU jembatan CH yang mayoritas akan dibukukan pada tahun 2023," ucap Afifuddin.

Dia mengharapkan, tren positif ini akan terus berlanjut. Karena itu Perseroan optimistis mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 440 miliar dari dana internal yang berasal dari laba, dan tambahan utang baru untuk mendanai proyek KPBU senilai Rp 1,7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com