Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Apartemen Tiarap, Sejumlah Pengembang Fokus Jual Rumah Tapak

Kompas.com - 30/09/2022, 18:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu jenis properti yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sekaligus instrumen investasi adalah apartemen.

Namun, kondisi sektor apartemen di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin memprihatinkan terutama setelah dihantam Pandemi Covid-19.

Bahkan, meski penanganan pandemi relatif berhasil, namun belum ada tanda-tanda menggembirakan dari sektor ini.

Menurut Head Research Department Colliers Indonesia Ferry Salanto kondisi pasar apartemen di Indonesia ternyata sudah menunjukan tanda-tanda penurunan performa sebelum pandemi Covid-19 terjadi, yakni pada tahun 2019.

Penyebab utamanya tak lain dan tak bukan, kebanyakan pembeli apartemen adalah para investor bukan pengguna akhir atau end user.

“Sebelum tahun 2019, penjualan apartemen sudah menurun. Hal ini karena pembeli apartemen adalah para investor bukan end user,” ungkap Ferry.

Baca juga: Milenial, Terapkan Rumus Jitu Ini agar Bisa Punya Rumah

Pandemi Covid-19 kemudian memperburuk situasi pasar apartemen karena jumlah penyewa pun semakin berkurang.

Selain itu, kondisi ekonomi dari perusahaan-perusahaan multinasional juga turut mempengaruhi kondisi sektor apartemen di Indonesia.

Hal tersebut karena mayoritas penyewa apartemen adalah karyawan perusahaan multinasional termasuk para ekspatriat.

Banyak perusahan yang mengalami masalah ekonomi selama pandemi. Karena itu, mereka berusaha mengurangi beberapa beban termasuk jumlah karyawan asing yang mereka kirim untuk bekerja di Indonesia.

"Tentu saja, hal tersebut membuat sejumlah unit apartemen yang biasanya ditempati langsung kosong,” jelas Ferry.

Pengamatan Ferry dikuatkan oleh data Knight Frank Indonesia. Dari total pasokan apartemen yang tersedia di Jakarta hingga Juni 2022 sebanyak 9.348 unit, hanya terisi 58,8 persen.

Itu artinya sekitar 5.496 unit apartemen yang sudah berpenghuni. Sedangkan 3,851 unit sisanya masih menanti penyewa.

Kondisi inilah yang memaksa sejumlah pengembang untuk mengerem peluncuran proyek apartemen baru. Sebaliknya, mereka justru fokus dan menggenjot penjualan rumah tapak.

PT Perintis Triniti Properti Tbk atau Triniti Land contohnya. Pengembang ini menyetop sementara peluncuran produk apartemen baru. Sebagai gantinya untuk mempertahankan pendapatan, perseroan meluncurkan tiga proyek perumahan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com