Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Apartemen Tiarap, Sejumlah Pengembang Fokus Jual Rumah Tapak

Kompas.com - 30/09/2022, 18:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Ketiga proyek tersebut adalah Sequoia Hills di Sentul, Jawa Barat, Holdwell Business Park di Lampung, dan Tanamori di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut CEO Triniti Land Ishak Chandra, risiko membangun perumahan lebih kecil ketimbang apartemen. Dana untuk membangun rumah sebanyak unit yang terjual.

"Hal ini berbeda dengan membangun apartemen. Berapa pun unit yang terjual, satu gedung harus dibangun. Ini jelas risikonya lebih tinggi," ujar Ishak.

Selain itu, penjualan rumah lebih cepat ketimbang apartemen. Hal ini terbukti dari kontribusi Sequoia Hills yang mencapai 48 persen atau Rp 300,2 miliar dari total marketing sales sebesar Rp 640 miliar.

Hal senada dikemukakan Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk Permadi Indra Yoga. Perusahaan saat ini mengejar penjualan rumah tapak.

"Sekarang komposisinya 60 persen revenue perusahaan dikontribusi oleh penjualan rumah tapak," imbuh Indra.

Tercatat kawasan perumahan memberikan kontribusi sebesar Rp 479 miliar atau setara 60 persen dari keseleruhan marketing sales.

Kemudian, segmen pengembangan kawasan industri mencatatkan prapenjualan Rp 214 miliar atau 26 persen total marketing sales.

Sementara serta segmen pengembangan mixed-use dan high rise (termasuk apartemen) hanya senilai Rp 110 miliar atau setara 14 persen.

Untuk itulah Intiland Development menggeber pemasaran Virya Semanan di Jakarta Barat. Berbagai platform mereka implementasikan, termasuk pemasaran digital yang bekerja sama dengan Lamudi.

Kendati kuantitasnya terbatas, hanya 30 unit, namun karena produknya sesuai dengan pangsa sasaran yakni kalangan yang tidak sensitif terhadap harga, Virya disambut antusias konsumen.

Commercial Director Lamudi Yoga Priyautama mengungkapkan, dalam tiga bulan 14 unit sudah terjual, dari total target marketing revenue senilai Rp 90 miliar.

Menurut Yoga, lokasi Virya Semanan termasuk area favorit dengan jumlah peminat yang cukup tinggi.

Hal ini karena Jakarta Barat merupakan daerah kedua di Jakarta yang harga lahannya relatif termurah dengan kisaran Rp 23,5 juta per meter persegi.

Sehingga, permintaan rumah tapak di kawasan Jakarta Barat terus mengalami kenaikan, tahun ini 23 persen lebih tinggi ketimbang tahun 2021.

Dalam catatan Lamudi, dibanding apartemen, permintaan rumah tapak akan terus naik. Bahkan, secara Nasional, peningkatan permintaan rumah tahun 2022 ini mencapai 38 persen dibanding tahun lalu.

"Fenomena ini sekaligus mengindikasikan bahwa segmen rumah tapak sangat prospektif baik untuk investasi maupun ditinggali," tuntas Yoga.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com