Jokowi Harap TMII Jadi Tujuan Wisatawan Mancanegara

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bisa menjadi tujuan wisatawan mancanegara saat renovasinya telah rampung.

Hal tersebut disampaikan saat Jokowi meninjau progres renovasi TMII pada Selasa (23/8/2022).

"Kita harapkan setelah direnovasi akan menjadi sebuah Taman Mini Indonesia untuk tujuan wisata masyarakat domestik dan juga wisatawan mancanegara," ujar Jokowi, mengutip laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Selain itu, Jokowi juga berpesan agar tarif TMII tidak dipatok terlalu mahal agar rakyat bisa tetap menikmati.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa penataan kawasan TMII dilakukan agar suasananya terasa lebih alami dengan mengadopsi konsep destinasi wisata rakyat.

Baca juga: Tengah Direnovasi, TMII Sudah Berusia Setengah Abad

"Terdapat 3 destinasi wisata rakyat di Jakarta yakni Ragunan, Ancol, dan TMII yang kita tata ini," papar Menteri Basuki.

Mendukung imbauan Jokowi, Menteri Basuki turut berharap tarif masuk TMII tidak naik dan menyulitkan pengunjung.

Untuk diketahui, revitalisasi TMII dilakukan dalam rangka persiapan Presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November 2022.

Sekaligus untuk meningkatkan pelayanan TMII sebagai destinasi wisata rakyat sejak tahun 1970-an.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menyampaikan kegiatan renovasi TMII dimulai sejak Januari 2022 dengan progres sudah mencapai 98 persen.

Baca juga: Dari Dekat, Progres 70 Persen Renovasi dan Beautifikasi TMII

Luas area pekerjaan meliputi penataan bangunan seluas 7,71 hektar dan kawasan seluas 26,56 hektar.

"Kami juga lakukan perbaikan halaman setiap anjungan provinsi yang sebelumnya terkotak kotak dengan pagar besi beton, sekarang menjadi menyatu tanpa sekat antar anjungan dengan lanskap hijau yang indah dan tertata," tutur Diana.

Renovasi TMII dilaksanakan dalam 3 zona dengan total anggaran sebesar Rp 1,08 triliun.

Zona 1 bertema Indonesia Klasik 'elegan dan geometri', zona 2 Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya Sulur, serta zona 3 Indonesia Kini Modern.