Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Panua Pohuwato Diresmikan, Terminalnya Terinspirasi 4 Rumah Adat Gorontalo

Kompas.com - 23/04/2024, 07:31 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Panua Pohuwato di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (22/4/2024).

Konsep desain terminal Bandara Panua Pohuwato diambil dari bentuk empat rumah adat di Provinsi Gorontalo yaitu Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, serta Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya.

Bentuk atap terminal diadopsi dari atap rumah adat di Provinsi Gorontalo yang bertingkat sehingga memberikan kesan megah dan mewah.

Pembagian sekat area terminal juga dibuat fungsional dan estetik, lalu dipadukan dengan konsep modern tanpa menghilangkan tampilan kearifan lokal yang eksotis.

Baca juga: Senin Besok, Presiden Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Gorontalo

Desain tersebut memberi makna seperti rumah adat yang hangat dan tempat berkumpul yang nyaman.

Kemudian, desain terminal bandara didominasi warna putih karang dan cokelat. Hal tersebut terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato.

Sebagai informasi, Bandar Udara Panua Pohuwato dikelilingi objek wisata penyelaman yang belum banyak terjamah manusia, salah satunya lapisan karang putih di Pulau Lahe dan Pulau Karang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan, Bandara Panua Pohuwato merupakan komitmen pemerintah atas mitigasi wilayah rawan bencana dan juga sebagai pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Pohuwato dan Gorontalo.

“Bandara ini sangat produktif untuk membangun ekonomi daerah ini mengingat jangka jangkau dari Gorontalo lebih dari 4 jam (jalur darat),” sebut Budi Karya dikutip dari laman Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (22/4/2024).

Dirinya berharap, keberadaan Bandara Panua Pohuwato dapat memberikan ketersediaan sarana transportasi yang lebih luas, mendorong multiplier effect (efek berganda) dalam pertumbuhan ekononomi di Pulau Sulawesi, memperluas perdagangan dan pariwisata, serta sebagai dukungan di wilayah rawan bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com