Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel Majapahit, Tempat Perjuangan Pemuda Surabaya Usir Belanda

Kompas.com - 10/11/2021, 13:52 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 10 November, 75 tahun silam, merupakan salah satu hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Karena itu, hingga saat ini, selalu dikenang sebagai hari Pahlawan

Saat itu, para pemuda Surabaya marah melihat masih berkibarnya bendera Belanda di atas Hotel Yamato.

Mereka kemudian mendatangi lokasi tersebut, memanjat tiang bendera dan merobek warna biru dari bendera Belanda yang ingin kembali mengusai Indonesia.

Karena warna biru pada bendera dirobek, maka hanya tampak warna merah putih yang berkibar seperti warna bendera Indonesia.

Baca juga: Sarinah, Panggung Karya Indonesia yang Bertransformasi

Puluhan tahun berlalu, hotel Yamato hingga sekarang masih tetap beroperasi dan kini telah berganti nama menjadi hotel Majapahit.

Hotel ini awalnya merupakan milik keluarga asal Armenia Lucas Martin Sarkies dan saudara-saudaranya. Mereka mendirikan hotel ini pada tahun 1910 dengan nama Oranje Hotel.

Kemudian pada tahun 1936 hotel mengalami penambahan bangunan dan difungsikan sebagai lobby. Uniknya, bagian ini dirancang dengan gaya Art Deco. 

Jepang kemudian mengambil alih hotel ini pada tahun 1942 dan mengganti namanya menjadi Yamato Hoteru.

Pada tahun 1945 ketika Belanda kembali menduduki Indonesia, hotel ini kemudian kembali ke tangan keluarga Sarkies tepatnya pada tahun 1946.

Belasan tahun setelah itu, sebuah grup pengusaha lokal membeli hotel ini dan mengubah nama hotel menjadi Majapahi.

Restorasi besar-besaran kemudian dilakukan oleh pemilik pada 1986 yang memakan waktu 2 tahun. Hotel ini kembali dibuka dengan nama Mandarin Oriental Hotel Majapahit, Surabaya.

Kini, Hotel Majapahit berdiri sebagai hotel butik kelas atas yang memiliki banyak kenangan di dalamnya. Suasana vintage pada desain hotel masih tetap dipertahankan dan terawat dengan baik.

Pada area lobby,  gaya art deco masih dipertahankan dan tampak dari detail ornamen-ornamen geometris yang dibuat menonjol.

Pilar-pilar penopang di tengah ruangan berukuran lebar dan dilapisi dengan kayu jati.

Sementara langit-langit di tengah dibuat lebih tinggi dihiasi lampu gantung besar dan tertanam pada plafon berukiran klasik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com