JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 10 November, 75 tahun silam, merupakan salah satu hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Karena itu, hingga saat ini, selalu dikenang sebagai hari Pahlawan.
Saat itu, para pemuda Surabaya marah melihat masih berkibarnya bendera Belanda di atas Hotel Yamato.
Mereka kemudian mendatangi lokasi tersebut, memanjat tiang bendera dan merobek warna biru dari bendera Belanda yang ingin kembali mengusai Indonesia.
Karena warna biru pada bendera dirobek, maka hanya tampak warna merah putih yang berkibar seperti warna bendera Indonesia.
Baca juga: Sarinah, Panggung Karya Indonesia yang Bertransformasi
Puluhan tahun berlalu, hotel Yamato hingga sekarang masih tetap beroperasi dan kini telah berganti nama menjadi hotel Majapahit.
Hotel ini awalnya merupakan milik keluarga asal Armenia Lucas Martin Sarkies dan saudara-saudaranya. Mereka mendirikan hotel ini pada tahun 1910 dengan nama Oranje Hotel.
Kemudian pada tahun 1936 hotel mengalami penambahan bangunan dan difungsikan sebagai lobby. Uniknya, bagian ini dirancang dengan gaya Art Deco.
Jepang kemudian mengambil alih hotel ini pada tahun 1942 dan mengganti namanya menjadi Yamato Hoteru.
Pada tahun 1945 ketika Belanda kembali menduduki Indonesia, hotel ini kemudian kembali ke tangan keluarga Sarkies tepatnya pada tahun 1946.
Belasan tahun setelah itu, sebuah grup pengusaha lokal membeli hotel ini dan mengubah nama hotel menjadi Majapahi.
Restorasi besar-besaran kemudian dilakukan oleh pemilik pada 1986 yang memakan waktu 2 tahun. Hotel ini kembali dibuka dengan nama Mandarin Oriental Hotel Majapahit, Surabaya.
Kini, Hotel Majapahit berdiri sebagai hotel butik kelas atas yang memiliki banyak kenangan di dalamnya. Suasana vintage pada desain hotel masih tetap dipertahankan dan terawat dengan baik.
Pada area lobby, gaya art deco masih dipertahankan dan tampak dari detail ornamen-ornamen geometris yang dibuat menonjol.
Pilar-pilar penopang di tengah ruangan berukuran lebar dan dilapisi dengan kayu jati.
Sementara langit-langit di tengah dibuat lebih tinggi dihiasi lampu gantung besar dan tertanam pada plafon berukiran klasik.
Terdapat 143 kamar dan suite yang ditata mengelilingi taman. Selain memberikan pemandangan indah, tamu juga dapat menikmati udara segara langsung dari balkon dan teras kamar hotel.
Banyak furnitur pada zaman dulu masih digunakan dan ditempatkan di kamar. Furnitur ini terbuat dari kayu jati.
Nuansa klasik mendominasi interior kamar, di mana area dinding bersepuh krem dengan pencahayaan lampu warm light.
Terdapat 2 tipe kamar yakni dan 4 suites dengan ukuran dan fasilitas berbeda.
Selain kamar-kamar yang luas dan nyaman, beragam fasilitas dapat dinikmati mulai dari fitness, kolam renang, sauna, dan Jacuzzi.
Lokasi hotel yang berada di tengah kota Surabaya dan dekat dengan pusat bisnis serta perbelanjaan. Karena itu cocok untuk para pelaku bisnis juga bagi keluarga yang ingin berwisata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.