Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siksa Buaya di Penangkaran, Hermes Kembali Diprotes PETA

Kompas.com - 12/09/2021, 06:38 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi pembela hak-hak hewan, PETA, kembali melancarkan aksi protes kepada salah satu ritel fashion ternama Hermes.

Hal ini merupakan bentuk dari protes mereka terhadap video penyiksaan buaya di salah satu penangkaran milik Hermes.

Rekaman video tersebut dirilis oleh Kindness Project dan menujukan para buaya dikurung dalam kandang beton, ditikam, ditembak dan dimutilasi ketika mereka masih berada dalam kondisi sadar.

Baca juga: JD.ID Resmikan Gerai JD HUB di The Elements Apartment Kuningan

Lokasi pengambilan video ini ada di Northern Territory, Australia. Hermes rencananya ingin memperluas penangkaran buaya air asin di wilayah tersebut.

Saat ini, terdapat 50.000 ekor buaya yang ada di tempat tersebut. Untuk diketahui, kulit-kulit buaya yang dikuliti ini kemudian diproduksi menjadi tas berharga jutaan rupiah.

Menurut Kindness Project, 60 persen kulit buaya berasal dari Australia, dengan dua pertiganya berasal dari Northern Territory.

Seperti dikutip dari Inside Retail Asia, menanggapi kasus ini, para aktivis PETA berorasi di luar toko Hermes di beberapa daerah termasuk Paris, London, dan New York.

Para aktivis mengenakan topeng buaya, memegang tas tangan dan diberikan sentuhan darah palsu. Aksi ini dilakukan untuk meminta Hermes untuk menghentikan perlakuan buruk terhadap hewan.

“Gambar-gambar ini terlihat seperti langsung dari film horor dan mengingatkan kita pada apa yang sudah kita ketahui: industri kulit eksotis adalah bisnis yang berdarah dan kejam,” kata Direktur Internasional Program PETA Mimi Bekhechi.

Menurutnya, PETA akan terus mengajak pihak Hermes untuk bergabung dengan banyak desainer yang sudah tidak lagi menggunakan kulit binatang dan kini menggunakan bahan yang inovatif, etis, dan berkelanjutan.

PETA menjadi salah satu pemegang saham Hermes pada tahun 2015 untuk melawan kekejaman yang terjadi di peternakan reptil di Texas dan Zimbabwe.

Pada tahun 2016, PETA juga mengungkapkan kondisi burung unta muda yang buruk di pemasok Hermes dan pada tahun 2017 kondisi buaya yang buruk dari para pemasok di Vietnam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com