Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Forest City IKN Baru, Pererat Hubungan Manusia dengan Alam

Kompas.com - 11/09/2021, 20:42 WIB
Audrey Aulivia Wiranto,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Visi perancangan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kalimantan Timur, menganut unsur-unsur yang mencakup identitas, keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta mewujudkan kota cerdas modern berstandar internasional. 

Visi IKN smart, green, beautiful, dan sustainable ini diterjemahkan melalui pengembangan kota yang berdampingan dengan alam melalui konsep forest city serta smart and intelligent city.

Melalui visi ini, IKN diharapkan dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern, dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Tahukah Anda, Makna dari Konsep Nagara Rimba Nusa IKN Baru?

Konsep ini dinilai merupakan pilihan terbaik, mengingat calon lokasi IKN berada di Pulau Kalimantan yang memiliki karakter hutan hujan tropis dan berbagai ecological constraint.

Menurut pemenang sayembara gagasan desain kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Sibarani Sofia, cermin identitas bangsa memiliki hubungan antara keluruhan, manusia dan alam.

"Hubungan ketiganya ditumbuhkan dalam satu sumbu aksis kebangsaan yang membawa pesan harmoni manusia di dalamnya dalam bernegara dan berbangsa," ujar Sofian Sabtu (10/9/2021).

Sofian menjelaskan, hubungan ketiga unsur itu juga merupakan gambaran dari trias politika sebagai simbol pemersatu pemerintahan.

Sumbu aksis "Tri Praja" sebagai representasi harmoni hubungan tiga lembaga dalam menjalankan pemerintahan berdampingan. 

Baca juga: Desain Burung Garuda Istana Kepresidenan di IKN Masih Direvisi

Sementara lima sila Pancasila yang mencerminkan kehidupan berbangsa dan bernegara,  diterjemahkan dalam lima elemen atau simbolisme perkotaan.

Sila pertama tercermin dari tempat ibadah, sila kedua digambarkan dalam bentuk satu bangunan Museum Peradaban, sila ketiga tergambar dari Monumen Nasional, sila keempat dilustrasikan pada Plaza Kemerdekaan, yang terakhir sila kelima dapat dirasakan ketika berada di pasar rakyat.

Pembangunan berkelanjutan dengan mengembangkan intervensi minimal pada kondisi alami, koridor hijau bukit ke teluk sebagai koridor ekologis, satwa dan riparian.

Selanjutnya, terdapat area green finger yang mengelilingi dan melingkupi sistem perkotaan sebagai koridor ekologis, jalur air, dan ventiliasi alami kota.

"Dengan tetap memerhatikan fungsi lahan hijau, 70 persen lahan tidak terbangun minimal footprint dan dampak lingkungan," imbuh Sofian.

Selain itu juga mengoptimalkan 750 hektar reforestasi dan rehabilitasi pemanfaatan hutan mangrove dan hutan terrestial.

Baca juga: Perlu UU untuk Kucurkan Dana Pembangunan Infrastruktur IKN

Adapun dalam pembangunan gedung, digunakan konsep terrain responsive dengan unsur-unsur emergents (kepadatan dan kebaragaman tinggi), kanopi yang sensitif terhadap hujan, understory (koneksi multilapis ), forest floor (lantai dasar yang teduh dan permeabel) dan butter roots (infrastruktur yang efesien).

Tak hanya itu, akan dibangun juga mobilitas berkelanjutan dengan memprioritaskan akses untuk pejalan kaki, persepeda, transportasi umum, tidak lagi memakai kendaraan pribadi.

Hal ini demi ewujudkan mobilitas kota cerdas yang terintegrasi dengan transportasi umum dengan ruang publik. 

"Menerapkan infrastruktur yang terimplementasi sistem suistainable dan smart nexus pada sanitasi. Dengan mengoptimalisasi dan penghematan infrastruktur melalui teknologi IOT dan pusat data," tuntas Sofian.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com