Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Inggris Punya Pandangan Lain Terkait Embargo Senjata ke Israel

Kompas.com - 13/05/2024, 15:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Pasukan Israel menyerang wilayah selatan Gaza yakni Kota Rafah. Akibatnya, Amerika Srikat menghentikan sementara pasokan senjata ke Israel.

Tetapi, Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Cameron mengatakan bahwa jika Inggris juga embargo senjata ke Israel, maka justru dapat memperkuat kelompok Hamas.

"Embargo senjata Israel bukanlah jalan yang bijaksana dan Inggris serta Amerika berada dalam situasi yang sangat berbeda," kata Lord Cameron kepada Sunday Morning With Trevor Phillips Show.

Baca juga: Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Cameron juga menyatakan bahwa akan sangat berbahaya bagi Israel untuk melakukan serangan besar-besaran di Rafah.

Namun ketika ditanya apakah Inggris akan mengikuti jejak AS dan menghentikan pasokan senjata ke Israel jika melancarkan serangan terhadap Rafah?

Ia mengatakan Inggris dan Amerika berada dalam situasi yang sangat berbeda.

"Amerika Serikat adalah negara pemasok senjata dalam jumlah besar ke Israel, termasuk bom seberat 453 kg dan barang-barang lainnya," tutur dia.

"Inggris menyediakan kurang dari 1 persen senjata Israel dan bukan pemasok utama. Kami memiliki sistem perizinan dan izin tersebut dapat ditutup jika dinilai terdapat risiko serius pelanggaran hak asasi manusia internasional yang serius," terangnya.

Ia juga mengatakan bahwa jika dilakukan embargo senjata maka dapat memperkuat Hamas dan akan melemahkan Israel.

Baca juga: Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Dijelaskan bahwa Israel telah meminta warga mengungsi ke tempat pengungsian. Sedangkan Rafah akan diserang untuk mencari Hamas.

Akan tetapi, Partai Buruh mengatakan serangan besar-besaran ke Rafah akan menjadi “bencana yang tak terlukiskan” dan Inggris harus mengambil posisi Amerika.

"Kami tidak ingin melihat senjata digunakan di Rafah dan seperti yang dikatakan Joe Biden, jika hal itu terjadi, senjata tersebut harus dihentikan dan kami yakin pemerintah harus mengambil sikap itu sekarang," ungkap Frontbencher bayangan Jonathan Ashworth kepada .

Lord Cameron mengatakan pemerintah Inggris sudah jelas tidak mendukung serangan Rafah dan akan salah jika Israel terus melanjutkannya "tanpa rencana untuk melindungi masyarakat".

"Di Rafah terdapat ratusan ribu orang yang pindah dari wilayah lain di Gaza. Jadi akan sangat berbahaya jika melakukan serangan besar-besaran dengan cara seperti itu," katanya.

Namun, ia juga mengatakan masalahnya “kembali ke Hamas”.

"Hamas telah ditawari kesepakatan yang akan membebaskan ratusan tahanan dari penjara-penjara Israel," tutur Lord Cameron.

Hal ini akan memberikan jeda dalam pertempuran untuk mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Baca juga: AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

"Dan mereka tidak menerima kesepakatan itu. Jadi, menurut saya, pertanyaan sebenarnya adalah bagi Hamas, Anda tahu, mengapa Anda membiarkan penderitaan ini berlanjut ketika Anda bisa menghentikannya sekarang?" jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com