Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Kompas.com - 12/05/2024, 06:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com - Meskipun ada tekanan besar dari AS dan kekhawatiran kelompok kemanusiaan, Israel mengatakan akan melanjutkan serangan ke Rafah.

Padahal, Rafah adalah tempat dimana lebih dari 1 juta pengungsi mencari perlindungan selama perang yang telah berlangsung selama tujuh bulan.

Tank-tank Israel menguasai jalan utama yang memisahkan bagian timur dan barat Rafah pada Jumat (10/5/2024).

Baca juga: Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Hal ini secara efektif mengepung sisi timur Rafah. Atas situasi pelik ini, AS pun menunda pengiriman sejumlah bantuan militer kepada sekutunya.

Dilansir dari Reuters, Israel mengatakan mereka tidak bisa memenangkan perang tanpa membasmi ribuan anggota Hamas yang masih ditempatkan di Rafah.

Sekitar 300.000 warga Gaza sejauh ini telah bergerak menuju Al-Mawasi, menurut perkiraan militer Israel yang dirilis pada Sabtu (11/5/2024).

Perang tersebut dipicu oleh serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera, menurut penghitungan Israel.

Operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Pengeboman tersebut telah menghancurkan daerah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.

Dua titik penyeberangan penting untuk pengiriman bantuan ke Gaza masih ditutup pada Sabtu.

Baca juga: Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Kantor berita Palestina WAFA menyebutkan penyeberangan Rafah dari Mesir ditutup untuk hari kelima, sementara penyeberangan lainnya, Kerem Shalom dari Israel selatan, telah ditutup selama sekitar seminggu.

Perintah evakuasi terbaru ini dikeluarkan beberapa jam setelah perundingan gencatan senjata yang dimediasi internasional tampaknya menemui jalan buntu.

Hamas mengatakan penolakan Israel terhadap tawaran gencatan senjata yang telah mereka terima mengembalikan keadaan ke titik awal.

Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya.

Kelompok Palestina itu juga mengisyaratkan pihaknya sedang mempertimbangkan kembali kebijakan negosiasinya.

Mereka tidak merinci apakah peninjauan kembali berarti akan memperketat syarat-syarat untuk mencapai kesepakatan, namun mengatakan bahwa mereka akan berkonsultasi dengan faksi-faksi sekutu lainnya.

Baca juga: Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Israel mengatakan pihaknya ingin mencapai kesepakatan di mana para sandera akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan Israel, namun Israel tampaknya tidak siap mengakhiri serangan militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com