Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Kompas.com - 11/05/2024, 13:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Badan di Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil Palestina, COGAT, pada Jumat (10/5/2024) mengirimkan 200.000 liter (52.834 galon) bahan bakar ke organisasi internasional di Jalur Gaza.

Dikatakan bahwa bahan bakarnya dikirim melalui penyeberangan Kerem Shalom dari Israel ke Gaza selatan, lokasi sebagian besar bantuan kemanusiaan—meskipun biasanya bukan bahan bakar—memasuki wilayah Palestina.

Semua truk yang membawa bahan bakar sudah diperiksa oleh staf kementerian pertahanan, imbuhnya.

Baca juga: AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Bahan bakar tersebut akan digunakan untuk kebutuhan penting masyarakat internasional, termasuk rumah sakit, daerah kemanusiaan, pusat logistik, dan distribusi bantuan kemanusiaan.

Pengiriman dilakukan setelah badan-badan PBB memperingatkan, penutupan Kerem Shalom dan penyeberangan Rafah di dekatnya pekan ini membuat pasokan bahan bakar terhenti sehingga operasi kemanusiaan hampir tidak mungkin dilakukan.

Andrea De Domenico yang mengepalai kantor kemanusiaan PBB di wilayah Palestina yaitu OCHA pada Kamis (9/5/2024) mengatakan kepada AFP, dalam sehari diperlukan 200.000 liter bahan bakar di Gaza agar operasi kemanusiaan tetap berjalan.

Meski Israel membuka kembali Kerem Shalom pada Rabu (8/5/2024), lembaga-lembaga kemanusiaan masih memperingatkan bahwa mendapatkan bantuan melalui wilayah yang dijaga ketat militer masih sangat sulit.

“Di Gaza tidak ada stok,” ujar De Domenico. “Ini benar-benar melumpuhkan operasi kemanusiaan.”

Baca juga:

Sylvain Groulx, koordinator darurat di Gaza untuk Doctors Without Borders, mengingatkan kembali bahwa Israel pernah memutus pasokan listrik pada awal perang.

"Oleh karena itu, rumah sakit dan kebutuhan pokok lainnya seperti toko roti, jaringan telepon, atau bahkan bank kini harus bergantung pada genset yang membutuhkan bahan bakar," terangnya.

“Jadi sangat penting bagi Israel, dalam tanggung jawabnya sebagai yang menduduki, untuk menyediakan listrik atau memastikan bahan bakar tersedia dalam jumlah cukup, yang berarti, tentu saja, pembukaan titik-titik perbatasan.”

Perang Israel-Hamas di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Kemudian, serangan balasan Israel menewaskan sedikitnya 34.943 orang di Gaza yang mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikelola Hamas itu.

Baca juga: 100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com