Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kompas.com - 10/05/2024, 11:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (9/5/2024) mengatakan, Israel siap untuk berdiri sendiri dalam perangnya di Gaza, setelah Amerika Serikat bersumpah berhenti memasok sejumlah senjata jika serangan yang diancamkan ke Rafah terjadi.

"Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Ia mengulangi komentar yang telah dibuatnya beberapa kali dalam seminggu terakhir setelah menghadapi kritik internasional yang meningkat terhadap pelaksanaan perang melawan Hamas.

Baca juga: Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Komentar terbarunya muncul setelah Presiden AS Jo Biden memperingatkan akan menghentikan beberapa pasokan senjata AS ke Israel jika Israel melanjutkan serangan besar-besaran ke Rafah, sebuah kota di Gaza selatan di mana PBB mengatakan sekitar 1,4 juta orang berlindung.

Biden mengeluarkan peringatan demikian dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Rabu (8/5/2024).

Netanyahu tidak menyinggung ancaman AS, tetapi menekankan dalam komentar yang disampaikan pada malam Hari Kemerdekaan Israel, bahwa pada perang Arab-Israel tahun 1948 "kami hanya sedikit yang melawan banyak orang".

"Hari ini kita jauh lebih kuat. Kita  bertekad dan kita bersatu untuk mengalahkan musuh-musuh kita dan mereka yang ingin menghancurkan kita," tegasnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kita akan berjuang dengan kuku-kuku kita. Namun, kita memiliki lebih dari sekadar kuku dan dengan kekuatan semangat yang sama, dengan bantuan Tuhan, kita akan menang," tambah Netanyahu.

Baca juga: Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Para analis sendiri meragukan langkah AS akan memiliki dampak operasional yang langsung pada perang.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Kamis malam pun menegaskan tentara masih memiliki persenjataan yang cukup untuk menyelesaikan misi di Rafah.

"Amerika Serikat telah membantu kami dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya perang. Kami memiliki kepentingan kami sendiri dan kami peka terhadap kepentingan AS," katanya dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.

Perang Gaza pecah pada Oktober lalu. Sejak saat itu, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.904 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com