Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migran Ilegal Mengaku Anggota Hezbollah Ingin Buat Bom dan Dibawa ke New York

Kompas.com - 18/03/2024, 16:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

ARLINGTON, KOMPAS.com - Seorang migran asal Lebanon ditangkap karena menyelinap melintasi perbatasan di dekat El Paso, Texas, pada 9 Maret 2024.

Pria bernama Bassel Ebbadi (22) itu ditangkap oleh patroli perbatasan. Ketika di tahanan dia mengaku sebagai anggota Hezbollah dan ingin membuat bom.

Menurut dokumen Patroli Perbatasan yang diperoleh secara eksklusif oleh The Post, nantinya ia akan menuju ke Kota New York.

Baca juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon, 3 Pejuang Hezbollah Tewas

Namun, Ebbadi kemudian mengeklaim dalam sebuah wawancara bahwa dia berusaha melarikan diri dari Lebanon dan Hamas karena dia tidak ingin membunuh orang.

"Begitu Anda masuk, Anda tidak akan pernah bisa keluar," menurut dokumen internal ICE, dikutip dari New York Post pada Minggu (17/3/2024).

Ebbadi mengatakan dalam wawancara tersumpah setelah penangkapannya bahwa dia telah berlatih dengan Hezbollah selama tujuh tahun dan bertugas sebagai anggota aktif yang menjaga lokasi senjata selama empat tahun berikutnya, menurut dokumen tersebut.

Pelatihan Ebbadi berfokus pada “jihad” dan membunuh orang-orang “yang bukan Muslim”.

Agen perbatasan terus melihat lonjakan migran yang namanya tercantum dalam daftar pantauan teroris memasuki AS secara ilegal karena penyeberangan terus mencapai rekor tertinggi.

Baca juga: Pesawat Israel Serang Bekas Gedung Hezbollah Lebanon, 1 Orang Tewas 6 Terluka

Hezbollah, kelompok militan yang didukung Iran, telah meluncurkan rudal ke Israel utara setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar belasan tentara IDF dan tujuh warga sipil.

Ebbadi tidak memiliki dokumen ketika dia memasuki AS, mengeklaim bahwa dokumen tersebut dirampok ketika dia berada di Kosta Rika, menurut dokumen ICE.

Dia juga mengaku menggunakan tanggal lahir dan nama palsu di Swedia, di Ekuador, tempat dia mengaku ayahnya tinggal dan Panama tahun ini.

Selain itu, dia mengatakan awalnya berharap untuk pergi ke New York dan kemudian pindah ke seluruh negeri.

Ebbadi segera diisolasi dan dirujuk untuk wawancara dengan Tim Respons Terorisme Taktis (TTRT) karena melakukan ancaman teroris terhadap personel.

Dokumen internal menunjukkan dia ditandai untuk dideportasi dari AS meski tidak jelas ke negara mana dia akan dikembalikan.

Baca juga: Serangan Israel di Suriah, 2 Anggota Hezbollah Tewas

Agen perbatasan mencatat 98 pertemuan individu yang masuk dalam daftar pengawasan teror di perbatasan utara dan selatan pada tahun fiskal 2022, hampir dua kali lipat, yaitu 172, pada tahun fiskal 2023 yang berakhir pada tanggal 20 September.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com