Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Frankfurt Kali Pertama Bersolek Sambut Ramadhan, Bawa Pesan Toleransi

Kompas.com - 11/03/2024, 15:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Bild,AFP,DW

FRANKFURT, KOMPAS.com - Kota Frankfurt, Jerman, menyalakan lampu-lampu yang meriah untuk merayakan bulan suci Ramadhan pada Minggu (10/3/2023).

Menurut media Jerman, Deutsche Welle, itu adalah kali pertama kota berpenduduk terbesar kelima di Jerman tersebut merayakan kehadiran bulan Ramadhan.

Bahkan, dikatakan, bahwa itu merupakan penyambutan bulan suci Ramadhan pertama yang pernah terjadi di Jerman.

Baca juga: Awal Ramadhan di Berbagai Negara Muslim di Dunia

Sebuah papan besar bertuliskan "Selamat Ramadhan" dan lampu-lampu berbentuk bintang, lentera, dan bulan sabit diresmikan dalam sebuah upacara pada Minggu malam waktu setempat.

Ornamen-ornamen khas itu menghiasi jalan khusus pejalan kaki di pusat kota yang dipenuhi restoran dan kafe.

Orang-orang mengambil gambar dengan ponsel mereka, karena untuk pertama kalinya di Jerman, pada tanggal 10 Maret 2024 di Frankfurt, sebuah jalan diterangi ornamen-ornamen khas selama bulan Ramadhan. Puasa di siang hari pada bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam. Umat Islam yang taat menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja, dan secara tradisional berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berbuka puasa di malam hari. Bulan Ramadan juga merupakan waktu untuk berdoa, dengan umat Muslim berkumpul dalam jumlah besar di masjid, terutama pada malam hari.AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV Orang-orang mengambil gambar dengan ponsel mereka, karena untuk pertama kalinya di Jerman, pada tanggal 10 Maret 2024 di Frankfurt, sebuah jalan diterangi ornamen-ornamen khas selama bulan Ramadhan. Puasa di siang hari pada bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam. Umat Islam yang taat menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja, dan secara tradisional berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berbuka puasa di malam hari. Bulan Ramadan juga merupakan waktu untuk berdoa, dengan umat Muslim berkumpul dalam jumlah besar di masjid, terutama pada malam hari.

Para pejabat setempat juga mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah kota di Jerman memasang lampu-lampu penerangan jalan selama bulan Ramadhan.

Walikota Frankfurt Nargess Eskandari-Gruenberg menyebutnya sebagai "sikap yang indah" yang melambangkan "hidup berdampingan secara damai dengan semua warga di Frankfurt".

"Di masa krisis dan perang, penerangan ini merupakan tanda harapan bagi semua orang dan memperkuat kohesi dalam masyarakat perkotaan kami yang beragam," katanya dalam sebuah pernyataan awal pekan ini.

Seperti di kota lainnya di Jerman, umat muslim sebenarnya terbilang minoritas di Kota Frankfurt.

Baca juga: Pesan Ramadhan Raja Salman: Kejahatan Keji di Gaza Harus Diakhiri

Pusat keuangan Jerman dengan populasi lebih dari 750.000 jiwa itu menjadi rumah bagi sekitar 100.000 Muslim.

Lampu-lampu Ramadhan dilaporkan menghabiskan biaya setidaknya 75.000 euro (sekitar Rp 1,2 miliar).

Surat kabar Bild melaporkan, dekorasi jalanan Ramadhan juga dipamerkan di kota Cologne untuk pertama kalinya meskipun itu dibiayai oleh sumbangan pribadi dan bukan dana publik.

Pro-kontra

Dewan Koordinasi Muslim Frankfurt menyambut baik lampu-lampu jalan tersebut sebagai tanda penghargaan dan pengakuan terhadap keragaman budaya dan agama di kota mereka.

Namun, tidak semua reaksi positif.  

Robert Lambrou, anggota parlemen regional dari Hesse yang partai sayap kanan AfD-nya sedang unggul dalam jajak pendapat, mengutuk dekorasi Ramadhan sebagai "isyarat tunduk pada Islam".

Ide untuk menggantung lampu-lampu itu datang dari anggota dewan kota Omar Shehata, dari Partai Sosial Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz.

Baca juga: Warga Palestina Sambut Ramadhan di Bawah Bayang-bayang Perang

Shehata mengatakan kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine bahwa ia terinspirasi oleh London, yang tahun lalu untuk pertama kalinya menyalakan lampu-lampu selama bulan Ramadhan.

Menanggapi kritik AfD, ia mengatakan: "Banyak orang di Frankfurt bersatu melawan ekstremisme sayap kanan, anti-Semitisme dan rasisme anti-Muslim".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com