Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tegaskan Tak Akan Kirim Pasukan ke Ukraina untuk Lawan Rusia, Mengapa?

Kompas.com - 28/02/2024, 06:42 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih pada Selasa (27/2/2024) menyatakan, Amerika Serikat tidak akan mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.

Pernyataan itu keluar setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut pengiriman pasukan ke Ukraina tidak bisa dikesampingkan.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson mengatakan, Presiden Joe Biden telah menegaskan bahwa AS tidak akan mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.

Baca juga: Ramai Wacana Barat Akan Kirim Pasukan Darat ke Ukraina, Benarkah?

Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menjelaskan, bahwa satu-satunya personel militer AS di Ukraina berada di Kantor Kedutaan Besar AS di Ibu Kota Kyiv untuk "melakukan pekerjaan penting" mengenai akuntabilitas senjata yang diberikan kepada Ukraina.

Kirby membantah bahwa pasukan AS dapat dikirim untuk melakukan penjinakan ranjau, produksi senjata, atau operasi siber, seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Perancis Stephane Sejourne bahwa pasukan Barat dapat dikirim. 

Dia menambahkan bahwa itu akan menjadi "keputusan berdaulat" bagi Perancis atau negara NATO lainnya apakah akan mengirim pasukan ke Ukraina.

Alasan AS tak kirim pasukan ke Ukraina

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menjelaskan alasan AS tak akan mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina, yakni karena telah menjadi kebijakan Presiden Biden.

Ketika ditanya apakah Amerika Serikat dapat mengirim pasukan untuk tujuan lain seperti pelatihan, dia menegaskan sekali lagi, pemerintahan Biden menentang pengiriman pasukan ke Ukraina.

"Kami tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina. Presiden sudah sangat jelas," kata Miller kepada para wartawan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Presiden Perancis: Seperti Ini Langkah Baru Dukungan ke Ukraina

Baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa prioritas pemerintah Amerika Serikat sekarang adalah agar Kongres dapat menyetujui bantuan militer baru untuk Ukraina.

"Pada dasarnya, kami berpikir bahwa jalan menuju kemenangan bagi Ukraina saat ini ada di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat," kata Miller.

Seperti diketahui, Ketua DPR Mike Johnson, sekutu mantan presiden Donald Trump dan pemimpin mayoritas Partai Republik, telah menolak untuk melakukan pemungutan suara atas permintaan Biden untuk bantuan sebesar 60 miliar dollar AS untuk Ukraina.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com