Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Israel Menentang Solusi 2 Negara, Apa Alasannya?

Kompas.com - 16/12/2023, 09:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

TEL AVIV, KOMPAS.com - Presiden Israel Isaac Herzog bergabung dengan sejumlah pejabat Israel lainnya dalam menentang solusi dua negara setelah perang di Gaza.

Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press pada Kamis (14/12/2023), Isaac Herzog mengatakan saat ini bukan waktunya berbicara tentang pembentukan negara merdeka. Sebab, kata dia, penderitaan Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober masih terasa.

“Yang ingin saya dorong adalah agar kita tidak sekadar mengatakan solusi dua negara. Mengapa? Karena ada bab emosional di sini yang harus ditangani. Bangsa saya sedang berduka. Bangsa saya sedang trauma,” kata Herzog.

Baca juga: Sejumlah Negara Serukan Solusi 2 Negara untuk Selesaikan Konflik Israel-Palestina

“Untuk kembali ke gagasan membagi tanah, menegosiasikan perdamaian atau berbicara dengan Palestina, dan sebagainya, pertama-tama kita harus menghadapi trauma emosional yang kami alami serta kebutuhan dan tuntutan akan keamanan sepenuhnya bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Herzog berbicara sehari sebelum bertemu dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan setelah perang, upaya memulai kembali perundingan untuk mendirikan negara Palestina berdampingan dengan Israel di bawah kepemimpinan Otoritas Palestina harus diperbarui.

Herzog, yang posisinya sebagian besar bersifat seremonial, adalah mantan pemimpin Partai Buruh Israel, yang menganjurkan solusi dua negara dengan Palestina.

Namun, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang Israel di Gaza, para pemimpin Israel menentang upaya memulai kembali perundingan perdamaian setelah perang dan mengesampingkan peran Otoritas Palestina yang diakui secara internasional.

Israel menyebut sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas 7 Oktober dan 240 orang lainnya disandera.

Baca juga: Apakah Solusi 2 Negara Masih Mungkin Terjadi untuk Israel-Palestina?

Israel segera menyatakan perang, melakukan serangan udara dan serangan darat selama berminggu-minggu yang menewaskan lebih dari 18.800 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Amerika Serikat meminta Israel memperkirakan kapan perang akan diakhiri.

Herzog memperkirakan kampanye Israel di Gaza utara yang terdampak paling parah akan selesai dalam beberapa minggu. Tetapi, ia menolak mengatakan kapan perang akan berakhir.

Israel menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dengan mengatakan pihaknya akan terus menyerang sampai mereka membongkar kemampuan militer dan politik Hamas.

Ia menambahkan bahwa akhir kampanye di wilayah selatan hanya akan terjadi ketika Hamas “sepenuhnya diberantas”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com